Pendongeng senior Indonesia, Pak Raden, menyambangi kantor Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di Balaikota. Ia berniat menjual sebuah lukisan kepada Joko Widodo untuk membiayai 3 buku yang tengah ditulis dan pengobatan kakinya.
Tidak hanya itu, pria yang memiliki nama asli Suyadi ini juga mendongeng dan bernyanyi di hadapan para wartawan dan beberapa staf Pemprov DKI. Setelah menceritakan 2 cerita, tokoh yang terkenal melalui kisah Si Unyil itu lalu menyanyikan tembang tradisional Jawa 'Sekar Pucung'.
"Siapa capres pilihan saya? 'Sopo wae, sing penting budine luhur, biso momong rakyat, wicaksono sarto adil. Kang sun pilih memimpin negoro kito'. (Siapa saja yang penting berbudi berbudi luhur. Mampu membimbing rakyat, bijaksana, serta adil. Dialah yang saya pilih jadi pemimpin negara kita," senandung Pak Raden yang mengenakan beskap berwarna merah di Balaikota DKI Jakarta, Jumat (13/9/2013).
Tembang tersebut sebagai jawaban ketika ia ditanya siapa tokoh yang ia pilih untuk maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2014. Pria berusia 80 tahun tersebut menolak menyebutkan nama capres yang menjadi pilihannya.
"Saya tidak menyebutkan nama, tapi yang seperti itulah yang jadi pilihan saya. Kalau pakai baju merah ini hanya iseng saja. Sehari-hari saya pakai baju hitam," kata Pak Raden ketika disinggung mengenai warna bajunya yang terkenan berkaitan dengan warna partai Joko Widodo alias Jokowi, PDIP.
Mengenai sosok Jokowi, menurut dia, mantan Walikota Solo itu bisa mengayomi warga DKI. "Pak Jokowi itu pantas jadi anak saya. Tapi sebagai warga, beliau pasti akan mengayomi warganya, termasuk saya. Sama sekali ndak ada urusan politik, saya hanya seorang dalang yang hidup dari menggambar dan mendongeng," ujar Pak Raden. (Mvi/Sss)
Tidak hanya itu, pria yang memiliki nama asli Suyadi ini juga mendongeng dan bernyanyi di hadapan para wartawan dan beberapa staf Pemprov DKI. Setelah menceritakan 2 cerita, tokoh yang terkenal melalui kisah Si Unyil itu lalu menyanyikan tembang tradisional Jawa 'Sekar Pucung'.
"Siapa capres pilihan saya? 'Sopo wae, sing penting budine luhur, biso momong rakyat, wicaksono sarto adil. Kang sun pilih memimpin negoro kito'. (Siapa saja yang penting berbudi berbudi luhur. Mampu membimbing rakyat, bijaksana, serta adil. Dialah yang saya pilih jadi pemimpin negara kita," senandung Pak Raden yang mengenakan beskap berwarna merah di Balaikota DKI Jakarta, Jumat (13/9/2013).
Tembang tersebut sebagai jawaban ketika ia ditanya siapa tokoh yang ia pilih untuk maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2014. Pria berusia 80 tahun tersebut menolak menyebutkan nama capres yang menjadi pilihannya.
"Saya tidak menyebutkan nama, tapi yang seperti itulah yang jadi pilihan saya. Kalau pakai baju merah ini hanya iseng saja. Sehari-hari saya pakai baju hitam," kata Pak Raden ketika disinggung mengenai warna bajunya yang terkenan berkaitan dengan warna partai Joko Widodo alias Jokowi, PDIP.
Mengenai sosok Jokowi, menurut dia, mantan Walikota Solo itu bisa mengayomi warga DKI. "Pak Jokowi itu pantas jadi anak saya. Tapi sebagai warga, beliau pasti akan mengayomi warganya, termasuk saya. Sama sekali ndak ada urusan politik, saya hanya seorang dalang yang hidup dari menggambar dan mendongeng," ujar Pak Raden. (Mvi/Sss)