Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengakui bila dibanding dengan ibukota negara tetangga seperti Singapura atau Kuala Lumpur, promosi pariwisata di DKI Jakarta jauh tertinggal.
Bahkan, untuk beriklan di stasiun televisi internasional sekelas CNN, melihat jumlah anggaran yang dimiliki, Jakarta masih belum mampu.
"Harus kita akui kita ini memang belum sekuat Singapura dan Kuala Lumpur, Malaysia. Makanya, untuk buat iklan promosi di CNN, di BBC, kita ini belum kuat," ujar Ahok di Balaikota DKI Jakarta, Rabu, (2/10/2013).
Dengan anggaran yang jauh lebih kecil dibanding kota-kota di negara tetangga itu, menurut Ahok, langkah yang tepat adalah mengembangkan pariwisata olahraga (sport tourism) berlevel internasional seperti lomba Jakarta Marathon 2013 yang akan digelar pada 27 Oktober di Lapangan Silang Monas.
Dengan melaksanakan kegiatan tersebut, tentunya akan menarik media dari luar negeri untuk datang ke Jakarta meliput kegiatan tersebut. Kegiatan tersebut jauh lebih efektif dari pada harus mengiklankan Jakarta di TV internasional.
"Kita kalau habiskan Rp 10-20 miliar di luar negeri untuk promosi, uangnya nggak cukup. Tapi kalau dipakai event kayak Jakarta Marathon, diliput televisi-televisi dunia, itu kan iklan gratis, lebih murah," ujar Ahok.
Ahok pun mencontohkan hal yang dilakukan beberapa kota besar di China yang membuat pergelaran sport tourism dengan mendatangkan bintang-bintang lapangan di dunia olahraga dan kejuaraan olahraga berlevel internasional.
"Kayak dilakukan China, dulu mereka bisa undang Tiger Wood, mahal bisa sampai US$1 juta-US$3 juta. Kalau US$ 3 juta, sudah Rp 30 miliar, dan memang setelah itu langsung meledak. Tapi kan kembali lagi, konsep kita juga kan belum bisa diterima, kalau gitu pasti ribut orang-orang kan," kata dia.
Ia pun mengatakan, selain mengadakan event internasional, untuk meningkatkan jumlah kunjungan pariwisata, pihaknya juga saat ini tengah fokus membidik para wisatawan dari beberapa negara tetangga yang berpotensi menyumbang pendapatan daerah.
Beberapa negara seperti Australia dan China menjadi sasaran promosi Jakarta mendatangkan para wisatawan.
"Target sasaran dan pangsa pasar pariwisata juga harus jelas. Kalau incar China ya ke China, kalau incar Australia ya saat ini kita ke sana. Itu yang sedang kita lakukan selama ini," ucap Ahok. (Ein/Yus)
Bahkan, untuk beriklan di stasiun televisi internasional sekelas CNN, melihat jumlah anggaran yang dimiliki, Jakarta masih belum mampu.
"Harus kita akui kita ini memang belum sekuat Singapura dan Kuala Lumpur, Malaysia. Makanya, untuk buat iklan promosi di CNN, di BBC, kita ini belum kuat," ujar Ahok di Balaikota DKI Jakarta, Rabu, (2/10/2013).
Dengan anggaran yang jauh lebih kecil dibanding kota-kota di negara tetangga itu, menurut Ahok, langkah yang tepat adalah mengembangkan pariwisata olahraga (sport tourism) berlevel internasional seperti lomba Jakarta Marathon 2013 yang akan digelar pada 27 Oktober di Lapangan Silang Monas.
Dengan melaksanakan kegiatan tersebut, tentunya akan menarik media dari luar negeri untuk datang ke Jakarta meliput kegiatan tersebut. Kegiatan tersebut jauh lebih efektif dari pada harus mengiklankan Jakarta di TV internasional.
"Kita kalau habiskan Rp 10-20 miliar di luar negeri untuk promosi, uangnya nggak cukup. Tapi kalau dipakai event kayak Jakarta Marathon, diliput televisi-televisi dunia, itu kan iklan gratis, lebih murah," ujar Ahok.
Ahok pun mencontohkan hal yang dilakukan beberapa kota besar di China yang membuat pergelaran sport tourism dengan mendatangkan bintang-bintang lapangan di dunia olahraga dan kejuaraan olahraga berlevel internasional.
"Kayak dilakukan China, dulu mereka bisa undang Tiger Wood, mahal bisa sampai US$1 juta-US$3 juta. Kalau US$ 3 juta, sudah Rp 30 miliar, dan memang setelah itu langsung meledak. Tapi kan kembali lagi, konsep kita juga kan belum bisa diterima, kalau gitu pasti ribut orang-orang kan," kata dia.
Ia pun mengatakan, selain mengadakan event internasional, untuk meningkatkan jumlah kunjungan pariwisata, pihaknya juga saat ini tengah fokus membidik para wisatawan dari beberapa negara tetangga yang berpotensi menyumbang pendapatan daerah.
Beberapa negara seperti Australia dan China menjadi sasaran promosi Jakarta mendatangkan para wisatawan.
"Target sasaran dan pangsa pasar pariwisata juga harus jelas. Kalau incar China ya ke China, kalau incar Australia ya saat ini kita ke sana. Itu yang sedang kita lakukan selama ini," ucap Ahok. (Ein/Yus)