Tersangka dugaan suap di lingkungan SKK Migas, Devi Ardi mengaku bahwa Rudi Rubiandini saat menjadi Kepala SKK Migas tak hanya mendapatkan uang dari petinggi PT Kernel Oil Pte Limited (KOPL) asal Singapura, Widodo Ratanachaithong.Devi juga berprofesi sebagai pelatih golf mengaku pernah menerima uang dari pengusaha Febri Prasetyadi Soeparta sebesar US$ 700 ribu atau setara Rp 8,3 miliar untuk Rudi.
"Saya janjian dulu di Citos (Cilandak Town Square) dengan Febri, lalu kami janjian di Singapura," ujar Devi Ardi di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (28/11/2013).
Ia menuturkan setelah bertemu Febri di sebuah hotel di Singapura, mereka kemudian sama-sama menghitung uang yang akan diberikan untuk Rudi.
"Saya dikasih US$ 700 ribu, saya sendiri juga ikut menghitung dengan Febri. Pemberian uang itu dilakukan di kamar hotel, Febri mengatakan tolong serahkan ini ke Pak Rudi," terang Devi Ardi.
Sementara itu, Febri yang juga dihadirkan sebagai saksi untuk terdakwa Simon Gunawan Tanjaya membantah pernyataan Devi Ardi. Menurutnya, yang mereka bicarakan di Citos hanya seputar olahraga golf.
"Saya memang bertemu Devi Ardi di Citos untuk bertanya mengenai jadwal berangkat main golf ke Singapura, tapi tidak pernah ada pembicaraan untuk penyerahan uang," kata Febri.
Dan saat di Singapura, Febri menambahkan, dirinya tidak jadi bermain golf, hanya makan untuk berbuka puasa dengan Devi Ardi. dan tidak ada soal uang. "Tidak ada penyerahan US$ 700 ribu," tegasnya.
Dalam surat dakwaan terdakwa Simon Gunawan disebutkan bahwa Widodo memberikan uang sebesar 200 ribu dolar Singapura dan US$ 900 ribu kepada Rudi agar memenangkan KOPL dan Fossus Energy Ltd menjadi pemenang lelang terbatas minyak mentah minas/SLC bagian negara dan kondesat Senipah.
Dan dalam BAP Devi Ardi, disebutkan bahwa Febri merupakan orang dekat dari Garibaldi Thohir atau biasa dipanggil Boy Thohir selaku Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk yang bergerak di bidang tambang batubara. Ia juga merupakan orang terkaya di urutan 1015 sedunia dengan kekayaan US$ 1,2 miliar menurut majalah Forbes. (Ado/Adi)
"Saya janjian dulu di Citos (Cilandak Town Square) dengan Febri, lalu kami janjian di Singapura," ujar Devi Ardi di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (28/11/2013).
Ia menuturkan setelah bertemu Febri di sebuah hotel di Singapura, mereka kemudian sama-sama menghitung uang yang akan diberikan untuk Rudi.
"Saya dikasih US$ 700 ribu, saya sendiri juga ikut menghitung dengan Febri. Pemberian uang itu dilakukan di kamar hotel, Febri mengatakan tolong serahkan ini ke Pak Rudi," terang Devi Ardi.
Sementara itu, Febri yang juga dihadirkan sebagai saksi untuk terdakwa Simon Gunawan Tanjaya membantah pernyataan Devi Ardi. Menurutnya, yang mereka bicarakan di Citos hanya seputar olahraga golf.
"Saya memang bertemu Devi Ardi di Citos untuk bertanya mengenai jadwal berangkat main golf ke Singapura, tapi tidak pernah ada pembicaraan untuk penyerahan uang," kata Febri.
Dan saat di Singapura, Febri menambahkan, dirinya tidak jadi bermain golf, hanya makan untuk berbuka puasa dengan Devi Ardi. dan tidak ada soal uang. "Tidak ada penyerahan US$ 700 ribu," tegasnya.
Dalam surat dakwaan terdakwa Simon Gunawan disebutkan bahwa Widodo memberikan uang sebesar 200 ribu dolar Singapura dan US$ 900 ribu kepada Rudi agar memenangkan KOPL dan Fossus Energy Ltd menjadi pemenang lelang terbatas minyak mentah minas/SLC bagian negara dan kondesat Senipah.
Dan dalam BAP Devi Ardi, disebutkan bahwa Febri merupakan orang dekat dari Garibaldi Thohir atau biasa dipanggil Boy Thohir selaku Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk yang bergerak di bidang tambang batubara. Ia juga merupakan orang terkaya di urutan 1015 sedunia dengan kekayaan US$ 1,2 miliar menurut majalah Forbes. (Ado/Adi)