Prestasi olahraga tak selalu menjamin atlet mendapatkan hidup yang jauh lebih baik di masa yang akan datang. Hal tersebut terlihat dari kehidupan Sayadin, seorang mantan atlet dayung nasional.
Diberitakan Liputan 6 Pagi SCTV, Minggu (1/12/2013), Sayadin yang dulu berjasa mengharumkan nama bangsa, kini terpaksa menjadi sopir angkot untuk menafkahi keluarganya. Habis manis sepah di buang, mungkin kata pepatah itu layak di sandang Sayadin yang lahir 35 tahun lalu di Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara.
Sayadin yang sempat menjadi tumpuan bagi Indonesia di cabang dayung, kini terpaksa menjadi sopir angkot jalur 011 jurusan Bunder-Jatiluhur. Profesi inilah yang harus ia jalani untuk menghidupi istri dan ketiga anaknya.
Selama menjadi atlet cabang dayung, selain pernah mengikuti ajang PON, dengan menyabet medali emas, ia juga pernah mengikuti 4 kali ajang Sea Games dengan memperoleh sejumlah medali termasuk medali emas.
Kini, Sayadin hanya bisa pasrah. Semua prestasi yang telah ia raih dahulu ternyata tak dapat menjamin kesejahteraan hidupnya dan keluarga. Fotonya bersama mantan presiden BJ Habibie dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan menjadi bukti sejarah dirinya sebagai anak bangsa yang berprestasi.