[VIDEO] Massa Anti Pemerintah Berusaha Gagalkan Pemilu Thailand

Massa anti pemerintah terus berusaha menggagalkan pemilu Thailand yang akan diadakan Februari mendatang.

oleh Riski Adam diperbarui 26 Des 2013, 21:09 WIB
Diterbitkan 26 Des 2013, 21:09 WIB
jendela-dunia-131226c.jpg
Massa anti pemerintah terus berupaya menggagalkan pemilu Thailand yang akan diadakan Februari mendatang.
Bentrokan antara polisi dan demonstran pun tak terhindarkan.

Dalam tayangan Liputan 6 Petang SCTV, Kamis (26/12/2013), massa tersebut saling serang dengan polisi. Untuk membubarkan massa, polisi pun melemparkan gas air mata.

Para demonstran meminta agar pemilu digagalkan, karena dinilai hanya menguntungkan keluarga Yingluck Shinawatra selaku Perdana Menteri Thailand yang diperkirakan akan menang.

Sementara di Inggris, sebagian warganya yang tinggal di Kota Surrey tak bisa merayakan Natal dengan tenang dan pesta yang meriah. Hal ini karena sejumlah rumah warga terendam banjir setelah hujan dan angin kencang menerjang kawasan tersebut.

Hingga akhirnya, ribuan warga harus bertahan tanpa ada penerangan listrik. Ratusan warga juga harus dievakuasi karena tempat tinggal mereka berada tak jauh dari sungai.

Selain itu, ada kabar Presiden Barrack obama dan sang istri Michelle Obama yang menyempatkan diri mengunjungi kamp marinir di Hawaii. Obama mengucapkan terima kasih atas jasa para marinir saat mereka menjalankan tugas. Obama menyatakan Amerika Serikat bangga atas pengabdian mereka.

Kabar lainnya datang dari Kota Sydney Australia. Sebuah kompetisi ke-69 kapal layar Hobart kembali digelar. 94 kapal layar tersebut ikut serta dalam kompetisi ini.

Pertandingan yang dikenal sebagai salah satu kompetisi balap kapal layar tersulit di dunia ini akan dimulai dari Sydney dan berakhir di Hobart. (Adm/Ali)

Baca juga:
[VIDEO] Cara Unik Rayakan Natal di China dan Jerman
PM Jepang Kunjungi Kuil Kontroversial Arwah `Penjahat Perang`
Jurnalis Cantik Dihajar Para Pria Kekar Gegerkan Ukraina

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya