Liputan6.com, Jakarta - Deputi Direksi Bidang Kebijakan Penjaminan Manfaat, Ari Dwi Ariyani menjelaskan terkait perkembangan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Implementasi Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) di Aula Komisi Informasi Pusat, Kamis (20/2/2025).
Ia menjelaskan bahwa jumlah masyarakat yang terdaftar pada 31 Desember 2024 terdapat sebanyak 278.096,343 atau sekitar 98.45%.
Baca Juga
“Ini topik yang mungkin sudah dari tahun berapa ya teman-teman wartawan kayaknya. Kita membahas soal ini, 2021 ya, kalau kita lihat di 31 Desember 2024 jumlah peserta, masyarakat yang sudah terdaftar di BPJS Kesehatan itu sebanyak 278 juta atau sekitar 98,45 persen,” Jelas Arini
Advertisement
Arini juga menjelaskan bahwa sejak 2014, angka kenaikan peserta JKN cukup signifikan sejak program ini diluncurkan.
“Naiknya cukup signifikan gitu ya, kalau kita bandingkan dengan di awal 2014, masyarakat yang menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada waktu program ini dimulai,” ucap Arini.
Namun dengan adanya kenaikan angka yang signifikasi, BPJS memiliki sebuah challenge yang harus diperhatikan yaitu terdapat sekitar Rp 50 jutaan yang tidak membayar iuran BPJS. “Challenge kita adalah dari 278 juta ini ada sekitar Rp 50 jutaan yang tidak membayar iuran,” katanya.
BPJS Kesehatan menghadapi tantangan dalam membayar iuran peserta dari sektor pekerja bukan penerima upah (PBPU) atau sektor informal, terutama ketika mereka membutuhkan layanan kesehatan.
“Ini juga menjadi beban sendiri buat BPJS Kesehatan membayar iurannya nanti kalau sakit gitu ya, pada sektor pekerja bukan penerima upah atau informal sektor,” jelas Arini
“Ini yang kita masih struggle menghadapi dan terus berinovasi untuk memastikan peserta itu membayar iuran,” sambungnya
Peningkatan Fasilitas BPJS
Ia juga mengatakan bahwa jumlah fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan mengalami peningkatan signifikan sejak program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dimulai pada 2014. Fasilitas kesehatan ini berperan penting dalam memberikan layanan kepada peserta setelah menjalin kontrak dengan BPJS Kesehatan.
“Nah kalau kita lihat dari sisi ke fasilitas kesehatan, karena nanti fasilitas kesehatan yang akan mendeliver pelayanan kesehatan setelah berkontrak dengan BPJS Kesehatan di tahun 2014,”
BPJS memulai peningkatan fasilitas kesehatan pada tingkat pertama yaitu Puskesmas, Klinik, Dokter Praktek yang sebelumnya mendapatkan sebesar 18.437 dan sekarang mendapatkan 23.682, hal ini naik menjadi 28%
“Kita memulai dengan fasilitas kesehatan tingkat pertama,puskesmas, klinik, dokter praktek perorangan itu 18.437, sekarang sudah menjadi 23.682,jadi naik 28%,” ujarnya
Pada tahun 2014 utilisasi pelayanan kesehatan yang boleh digunakan ada sekitar 92,3% yang melakukan kunjungan ke fasilitas kesehatan baik ke tingkat pertama ataupun lanjutan. Namun pada tahun 2024 utilisasi pemanfaatan oleh masyarakat ke fasilitas kesehatan terdapat sekitar 1,7 juta atau total 700 juta orang yang datang ke fasilitas pertama maupun lanjut.
Advertisement
Penyebab Meningkatnya Utilisasi
Kemudahan akses terhadap edukasi dan promosi Kesehatan, mendorong masyarakat untuk lebih sadar pentingnya pemeriksaan dan pengobatan di fasilitas kesehatan.
Peningkatan kepercayaan masyarakatPeningkatan Kualitas JKN meningkatkan kepercayaan Masyarakat untuk menggunakan JKN
Kemudahan akses layanan KesehatanPenambahan alat kesehatan canggih, dokter/spesialis praktek, sarpras RS, dll
Pola Demografi dan Pola EpidemiologiPerubahan struktur populasi, peningkatan angka harapan hidup dan perubahan pola penyakit mendorong kebutuhan pelayanan kesehatan yang lebih tinggi.
Infografis
Advertisement
