Selama hampir 2 pekan banjir merendam sejumlah wilayah di Jakarta. Meskipun berangsur-angsur surut, tidak hanya kerugian materi, musibah tersebut juga meninggalkan persoalan sampah.
Dinas Kebersihan DKI Jakarta mencatat dari 18 hingga 26 Januari 2014 sampah akibat banjir di Ibukota mencapai 3.350 ton atau rata-rata 372 ton per hari. Jika dibandingkan musibah banjir jakarta tahun lalu yamg mencapai 8.609 ton atau 1.706 ton per hari , jumlah tersebut terbilang lebih kecil.
"Sampah banjir terutama terakumulasi di Jembatan Kalibata, Jembatan Kampung Melayu, Pintu Air Manggarai, Pintu Air Pluit dan Pintu Air Perintis Kemerdekaan," kata Kadis Kebersihan DKI Jakarta Unu Nurdin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (27/1/2014).
Walaupun mengalami penurunan, namun jumlah Jakarta per hari akibat banjir meningkat. Jika sampah rutin dalam 9 hari mencapai 50.090 ton, maka jika ditambah sampah banjir, volume sampah di Jakarta mencapai 53.621 ton per 9 hari.
Dalam proses pembersihan sampah tersebut, Dinas Kebersihan telah melakukan pengangkutan sebanyak 274 rit selama 9 hari menggunakan ekskavator. Kemudian, sampah-sampah tersebut diangkut ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPS) Bantar Gebang untuk menghindari penumpukan. Namun terdapat beberapa kendala, yaitu adanya instalasi listrik dan telepon di lokasi jembatan yang menyebabkan gerak ekskavator kurang leluasa.
"Ditambah dengan jenis sampah berupa kayu, bambu, kasur, kulkas, televisi, funitur dan lain-lain yang bercampur dengan air, sehingga menjadi lebih berat," tutur Unu. (Tya/Sss)
Baca juga:
Dinas Kebersihan DKI Jakarta mencatat dari 18 hingga 26 Januari 2014 sampah akibat banjir di Ibukota mencapai 3.350 ton atau rata-rata 372 ton per hari. Jika dibandingkan musibah banjir jakarta tahun lalu yamg mencapai 8.609 ton atau 1.706 ton per hari , jumlah tersebut terbilang lebih kecil.
"Sampah banjir terutama terakumulasi di Jembatan Kalibata, Jembatan Kampung Melayu, Pintu Air Manggarai, Pintu Air Pluit dan Pintu Air Perintis Kemerdekaan," kata Kadis Kebersihan DKI Jakarta Unu Nurdin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (27/1/2014).
Walaupun mengalami penurunan, namun jumlah Jakarta per hari akibat banjir meningkat. Jika sampah rutin dalam 9 hari mencapai 50.090 ton, maka jika ditambah sampah banjir, volume sampah di Jakarta mencapai 53.621 ton per 9 hari.
Dalam proses pembersihan sampah tersebut, Dinas Kebersihan telah melakukan pengangkutan sebanyak 274 rit selama 9 hari menggunakan ekskavator. Kemudian, sampah-sampah tersebut diangkut ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPS) Bantar Gebang untuk menghindari penumpukan. Namun terdapat beberapa kendala, yaitu adanya instalasi listrik dan telepon di lokasi jembatan yang menyebabkan gerak ekskavator kurang leluasa.
"Ditambah dengan jenis sampah berupa kayu, bambu, kasur, kulkas, televisi, funitur dan lain-lain yang bercampur dengan air, sehingga menjadi lebih berat," tutur Unu. (Tya/Sss)
Baca juga:
Tangani Banjir Jakarta, Bupati Bogor Temui Jokowi
Banjir Surut, `Banjir` Masalah
Baca Juga
Jokowi Pantau Banjir dan Tanggul Jebol di Pengadegan
Advertisement