Abu vulkanik akibat letusan Gunung Kelud tak hanya merusak rumah dan prasarana umum lainnya. Lahan pertanian apel di Kota Batu, Jawa Timur pun turut merasakan dampak debu vulkanik.
Â
Akibatnya, pasokan buah apel turut berkurang lantaran banyak pohon apel gagal berbuah. Harga buah apel juga merosot tajam, selain karena langkanya buah, juga turunnya permintaan pasar.
"Harga anjlok, buah sulit didapat dan permintaan dari pasar juga lesu. Biasanya saya seminggu bisa mengirim 20 ton apel ke luar kota, seminggu terakhir ini hanya bisa mengirim 5 ton apel," kata Maryam, pedagang apel di Pasar Besar Kota Batu, Kamis (20/2/2014).
Menurutnya, harga apel jenis manalagi sebelumnya sebesar Rp 8 ribu per kilogram kini turun menjadi Rp 4 ribu per kilogram. Apel jenis room beauty juga mengalami penurunan harga serupa dengan apel manalagi.
"Banyak lahan pertanian apel di Batu dan Pujon, Malang yang rusak terdampak debu vulkanik. Permintaan pasar juga sepi, mungkin pasar lebih fokus menunggu berita soal bencana di Kelud," ujar Maryam.
Dharmanto, bendahara kelompok tani apel Bumiaji Jaya, Kota Batu, menyebut dari sekitar 50 hektare lahan pertanian anggota kelompok tani, 20 persen di antaranya rusak terdampak debu vulkanik.
"Debu letusan Gunung Kelud membuat serbuk bunga apel gagal proses pembuahan. Daun-daun muda pohon apel banyak yang layu," kata Dharmanto.
Â
Walikota Batu, Eddy Rumpoko mengakui ada sekitar 20 hektare lahan pertanian apel di kotanya yang terdampak letusan Gunung Kelud. Kerugiannya ditaksir mencapai Rp 20 miliar.
Â
"Nanti kita akan bantu, terutama untuk petani yang kategori tak mampu. Bentuk bantuannya bisa berupa bibit," tandas Eddy. (Ado/Sss)
Â
Akibatnya, pasokan buah apel turut berkurang lantaran banyak pohon apel gagal berbuah. Harga buah apel juga merosot tajam, selain karena langkanya buah, juga turunnya permintaan pasar.
"Harga anjlok, buah sulit didapat dan permintaan dari pasar juga lesu. Biasanya saya seminggu bisa mengirim 20 ton apel ke luar kota, seminggu terakhir ini hanya bisa mengirim 5 ton apel," kata Maryam, pedagang apel di Pasar Besar Kota Batu, Kamis (20/2/2014).
Menurutnya, harga apel jenis manalagi sebelumnya sebesar Rp 8 ribu per kilogram kini turun menjadi Rp 4 ribu per kilogram. Apel jenis room beauty juga mengalami penurunan harga serupa dengan apel manalagi.
"Banyak lahan pertanian apel di Batu dan Pujon, Malang yang rusak terdampak debu vulkanik. Permintaan pasar juga sepi, mungkin pasar lebih fokus menunggu berita soal bencana di Kelud," ujar Maryam.
Dharmanto, bendahara kelompok tani apel Bumiaji Jaya, Kota Batu, menyebut dari sekitar 50 hektare lahan pertanian anggota kelompok tani, 20 persen di antaranya rusak terdampak debu vulkanik.
"Debu letusan Gunung Kelud membuat serbuk bunga apel gagal proses pembuahan. Daun-daun muda pohon apel banyak yang layu," kata Dharmanto.
Â
Walikota Batu, Eddy Rumpoko mengakui ada sekitar 20 hektare lahan pertanian apel di kotanya yang terdampak letusan Gunung Kelud. Kerugiannya ditaksir mencapai Rp 20 miliar.
Â
"Nanti kita akan bantu, terutama untuk petani yang kategori tak mampu. Bentuk bantuannya bisa berupa bibit," tandas Eddy. (Ado/Sss)
Baca juga:
Pengungsi Gunung Kelud Diberi Tiket Wisata Gratis di Kota Batu
Pembersihan Abu Rampung, Bandara Adi Soemarmo Kembali Beroperasi
Raja Yogya Imbau Warga Bersih-bersih Abu Kelud
Kraton Jogja Masih Tutup karena Abu Kelud, Turis Kecewa
Abu Kelud, Penerbangan Lombok ke Surabaya dan Yogya Tutup