Liputan6.com, Jakarta - Sebagai pendiri dan CEO Success Academy Charter Schools, Eva Moskowitz telah menghabiskan puluhan tahun bekerja dengan para orang tua dan mendidik siswa dari komunitas yang kurang beruntung. Eva juga seorang ibu dari tiga orang anak.
Terlalu sering, Eva melihat orang tua mencurahkan banyak energi untuk mengajari anak-anak mereka untuk bertindak tanggung jawab, membersihkan kamar, atau mengerjakan pekerjaan rumah. Semua itu penting, tapi ada satu hal yang banyak dari kita lupakan: mengajari bagaimana menikmati hidup.
Baca Juga
Tentu saja, hal itu tampak seperti hal yang dilakukan anak-anak secara alami. Tapi banyak anak-anak yang bahagia tumbuh menjadi orang dewasa yang tidak bahagia.
Advertisement
Ada perbedaan antara menikmati hidup sebagai seorang anak kecil dan bersiap untuk menikmati hidup sebagai orang dewasa.
Anak-anak dapat dengan mudah mendapatkan pesan yang salah tentang kebahagiaan. Menurut pengalaman Eva, orang paling bahagia ialah ketika hidup mereka mencakup beberapa jenis kegiatan yang bermakna dan produktif.
Â
Â
Kebahagiaan Tidak Hanya Dari Kemewahan
Sayangnya, kita terus-menerus dibombardir dengan pesan bahwa kebahagiaan berasal dari konsumsi dan kemewahan.
Ketika iklan menyuruh kita untuk "memanjakan" diri kita sendiri dengan produk mereka, mereka mencoba membuat kita percaya bahwa membeli barang adalah hal yang terpenting, bahwa kita akan bahagia hanya jika kita membeli barang yang lebih mewah atau rumah yang lebih besar.
Bagaimana cara Anda melawan? Jangan biasakan membawa anak Anda ke toko-toko di mana mereka bisa berlarian sambil berkata "Aku mau ini" dan "Aku mau itu."
Meskipun anak Anda tidak secara langsung terpapar dengan banyak iklan, mereka mungkin terpapar dengan budaya yang diciptakan oleh iklan tersebut. Misalnya, teman mereka menunjukkan mainan baru yang luar biasa yang mereka dapatkan dan akan dimainkan oleh temannya selama seminggu ke depan hingga mereka mendapatkan mainan lain.
Â
Advertisement
Anak-anak Lebih Menghargai Pengalaman Daripada Materi
Jangan dorong anak Anda untuk percaya bahwa memiliki sesuatu akan membawa kebahagiaan dengan memberikan terlalu banyak hadiah.
Konsep bahwa Anda mengekspresikan cinta Anda kepada seseorang dengan memberi mereka hadiah adalah ide bagus yang pernah berhasil dengan baik, tetapi banyak anak mendapatkan begitu banyak barang saat ini sehingga dengan cepat menjadi berlebihan.
Sedangkan untuk ulang tahun Anda sendiri, gunakanlah sebagai kesempatan untuk memperkuat nilai-nilai Anda. Suami Eva, Eric, tidak menyukai hadiah untuk ulang tahunnya dan sebaliknya meminta anak-anak mereka untuk berbagi kenangan tentang sesuatu yang mereka sukai sebagai sebuah keluarga.
Anda juga dapat membantu anak-anak Anda memikirkan hadiah untuk pasangan Anda yang akan bermakna, seperti kartu buatan tangan, kue buatan sendiri, atau membacakan puisi.
Anak-anak perlu memahami bahwa meskipun uang dapat memberi mereka kesempatan untuk bahagia, namun mereka tidak dapat menghabiskannya untuk mencapai kebahagiaan.
Bermainlah dengan anak-anak Anda untuk menunjukkan betapa menyenangkannya bermain dengan setumpuk kartu. Buatlah rumah pohon atau buatlah kue bersama mereka untuk menunjukkan kesenangan dari sebuah aktivitas produktif. Pergilah ke museum untuk menunjukkan kepada mereka kesenangan dari sebuah aktivitas intelektual.
Jika Anda dapat mengajari anak-anak Anda tentang nilai dari hal-hal kecil ini, peluang mereka untuk bahagia akan meningkat secara tak terukur saat mereka dewasa nanti.