OPINI: Saat Dunia Serba Digital, Fasilitas Kesehatan Juga Perlu Menyesuaikan

Menurut DataReportal dari Hootsuite dan We Are Social, ada 5,48 miliar perangkat seluler di dunia dan lebih dari 7,6 juta aplikasi seluler di Google Play dan Apple App Store.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Des 2022, 15:28 WIB
Diterbitkan 08 Des 2022, 15:15 WIB
Tomoaki Watanabe, Direktur OMRON Healthcare Indonesia
Tomoaki Watanabe, Direktur OMRON Healthcare Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Kita hidup di dunia yang semakin digital, dimana orang menggantungkan sebagian besar aktivitas kerja dan kehidupan mereka pada perangkat dan aplikasi digital.

Menurut DataReportal dari Hootsuite dan We Are Social, ada 5,48 miliar perangkat seluler di dunia dan lebih dari 7,6 juta aplikasi seluler di Google Play dan Apple App Store. Berdasarkan data Google, setiap orang mengunduh 35 aplikasi di ponsel mereka, meskipun hanya sembilan aplikasi yang mereka anggap penting dan rutin digunakan setiap hari.

Pandemi COVID-19 memicu proses digitalisasi lebih jauh lagi. Pembatasan mobilitas demi mencegah infeksi virus corona mengubah banyak hal secara fisik (sesi kelas di sekolah, kerja di perkantoran, dan lainnya), menjadi virtual melalui aplikasi konferensi video. Masyarakat juga melakukan banyak aktivitas sehari-hari seperti berbelanja, berolahraga, dan menikmati hiburan melalui aplikasi dari rumah.

Perawatan kesehatan adalah bidang yang unik selama pandemi. Saat kantor tutup, dan bandara kosong, rumah sakit dan petugas kesehatan jauh lebih sibuk dari sebelumnya.

Secara fisik, banyak dokter yang harus bekerja lembur untuk merawat pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit, selain pasien biasa dengan masalah kesehatan biasa. Secara virtual, mereka tetap harus melayani konsultasi pasien melalui aplikasi telehealth dari rumah.

Tidak heran jika penggunaan aplikasi telehealth meningkat 38x lipat daripada sebelum pandemi COVID-19, dan jumlah pasien yang berkonsultasi dengan dokter melalui telehealth jauh lebih banyak dari mereka yang mengunjungi dokter di rumah sakit, menurut McKinsey. Tak hanya itu, penggunaan aplikasi telehealth masih berlanjut hingga saat ini, saat pandemi akan segera berakhir, menurut survei The American Medical Association and the COVID-19 Healthcare Coalition.

Salah satu pembelajaran penting dari pandemi ini adalah masyarakat sudah terpikat pada segala hal yang serba digital. Tak heran jika digitalisasi di segala aspek kehidupan manusia, termasuk kesehatan, diprediksi akan terus berlanjut hingga beberapa waktu ke depan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Digitalisasi untuk Perubahan Jangka Panjang

Banner Infografis Perluasan Telemedicine Gratis Pasien Isoman Covid-19 di Jawa-Bali. (Liputan6.com/Niman)
Banner Infografis Perluasan Telemedicine Gratis Pasien Isoman Covid-19 di Jawa-Bali. (Liputan6.com/Niman)

Kami di OMRON sangat percaya pada kemampuan digitalisasi dan transformasi digital untuk membawa perubahan jangka panjang yang signifikan. Dalam 15 bulan terakhir telah terlihat perkembangan dan kemajuan besar dalam hal ini.

Terlepas dari bisnis yang menggunakan berbagai cara untuk menjadi virtual dan menjaga hubungan dengan pelanggan mereka agar tetap hidup, banyak transformasi gaya kerja kami yang penting dan berskala besar yang diluncurkan dan diterapkan secara virtual saat pandemi mencapai puncaknya. Kami tidak membiarkan pandemi menghalangi kemajuan rencana kami dengan cara menggunakan rute virtual untuk tetap berjalan sesuai rencana.

Sebagai bagian dari digitalisasi di seluruh perusahaan dan untuk menanggapi meningkatnya permintaan akan perangkat yang terhubung secara digital, OMRON telah meningkatkan portofolio blood pressure monitors (BPM) dengan mengubahnya menjadi perangkat yang "terhubung". Dengan peningkatan portofolio yang signifikan, konsumen dan praktisi kesehatan dapat memperoleh kontrol manajemen hipertensi yang mulus, mudah, lebih real-time, dan akurat.

BPM yang telah terhubung bisa mentransfer data tekanan darah dengan mudah melalui aplikasi OMRON yang disebut 'OMRON connect', satu-satunya aplikasi seluler segmen telehealth Indonesia untuk monitor tekanan darah, didukung teknologi Bluetooth bawaan di perangkat itu. OMRON connect saat ini telah diunduh lebih dari satu juta pengguna Android dan diberi nilai 4,6 di Google Play.

Dengan aplikasi tersebut, pengguna dapat dengan mudah mengunggah, menyimpan, bahkan membagikan data riwayat tekanan darah mereka dengan keluarga atau dokter sehingga hasil kesehatan jantung mereka bisa sesuai harapan.

Manfaat monitor tekanan darah yang terhubung dengan OMRON connect untuk para pengguna mencakup mempelajari bagaimana gaya hidup memengaruhi kesehatan jantung, mendapat informasi berguna mengenai tekanan darah, melacak tren dari waktu ke waktu dengan grafik kesehatan berkode warna baru, dan memfasilitasi dialog yang berfokus dengan penyedia layanan kesehatan.

Jadi, kendati orang-orang mengetahui bahwa di antara jutaan aplikasi yang tersedia di Google Play dan App Store, hanya beberapa di antaranya yang benar-benar penting untuk digunakan setiap hari, salah satunya OMRON connect.

 

Penulis: Tomoaki Watanabe, Direktur OMRON Healthcare Indonesia

 

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya