Liputan6.com, Jakarta - Lamborghini selalu dicirikan dengan sebuah mobil berperforma tinggi yang menjadi buruan orang berduit dunia. Namun jauh ke belakang, perusahaan asal Italia itu menyimpan sejumlah cerita yang menarik.
Ya, awalnya, produsen Aventador ini didirikan oleh seorang pendiri perusahaan traktor, Ferruccio Lamborghini. Traktor dengan merek Lamborghini Trattori pun dibangun dari bahan baku produksi militer pasca Perang Dunia II yang melimpah kala itu.
Setelah Perang Dunia II, Lamborghini yang telah tersohor sebagai mekanik handal di Angkatan Udara Italia memproduksi bisnis traktor yang bahan bakunya berasal dari surplus peralatan militer. Tak disangka, bisnisnya pun kian pesat dan melakukan ekspansi ke sektor infrastruktur, khususnya untuk peralatan pemanas dan pendingin ruangan.
Ferruccio Lamborghini pun berubah menjadi kaya raya dan akhirnya menggeluti hobi mahal dengan membeli sebuah Ferrari 250 GT. Namun, mobil tersebut justru menimbulkan kekecewaan. Sebab, ia justru frustasi karena permasalah kopling hingga akhirnya menemui Enzo Ferrari untuk meminta saran.
Bukan jawaban yang ia dapat, Enzo Ferrari justru melemparkan komentar yang membuat Ferrucio Lamborghini tersinggung. "Masalahnya bukan pada mobilnya, tapi pada pengendaranya!" kata Ferrari.
Yang parahnya lagi, Ferrari pun melontarkan ucapan pedas dengan menyuruh Lamborghini untuk mengurusi traktornya saja. Merasa dihina, Lamborghini pun bersumpah untuk menciptakan sebuah kendaraan yang bakal mematahkan pesona Ferrari.
Setelah itu, Lamborghini pun mulai serius untuk menggarap mobl. Ia pun memanfaatkan sebah kota kecol San'Agta sebagai basis produksi mobil-mobilnya. Pada masa awal, mantan karyawan Ferrari, Giotto Bizzarini, Franco Scaglione, dan Gian Paolo Dallara diajak ikut bergabung.
Tugas tiga orang mantan pekerja Ferrari itu sangat jelas: membuat GT mewah dan kuat yang mampu mencapai kecepatan 241 km/jam. Akhirnya, pabrikan mobil yang diberi nama yang sama dengan nama pendirinya berhasil membuat Lamborghini 350GT dan melakukan debut publik pada Maret 1964 di Geneva Auto Show.
Hingga kini, Lamborghini dan Ferrari terus bersaing untuk menciptakan kendaraan yang menjanjikan performa terbaik. Keduanya pun memiliki karakter dan pecintanya masing-masing.
(rio/gst)
Lamborghini Besar Karena Dihina Ferrari
Ferruccio Lamborghini pun berubah menjadi kaya raya dan akhirnya menggeluti hobi mahal dengan membeli sebuah Ferrari 250 GT.
diperbarui 05 Mei 2015, 18:14 WIBDiterbitkan 05 Mei 2015, 18:14 WIB
Advertisement
Live Streaming
Powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Rahasia Bersihkan Lapisan Lilin pada Anggur dengan Cara Sederhana
Bintang Timnas Marselino Ferdinan Pernah Dapat Bonus Mobil dari Klub Belgia
Tips Wajah Cerah Alami: Panduan Lengkap untuk Kulit Sehat dan Bercahaya
Diskominfo Kabupaten Klaten Rengkuh Kategori A dalam Evaluasi SAKIP Tahun 2024
Dukung Pembangunan Indonesia, AS Gelontorkan Rp10 Triliun Termasuk untuk Usaha Kecil Milik Perempuan
Momen Jokowi Nonton Laga Timnas Indonesia vs Arab, Duduk di Bangku Biasa Pakai Jersey Pemain Berdarah Solo
Pakar Sebut Pasien Kanker Paru Makin Muda, Penting untuk Tahu Faktor Risikonya
Kapan Peringatan Hari Guru, Berikut Sejarah dan Cara Merayakannya
VIDEO: Bangga! Pelajar asal Purwokerto Terpilih untuk Latihan Sepak bola di Portugal
Marselino Ferdinan Ungkap Alasan Bisa Cetak 2 Gol saat Lawan Arab Saudi: Singgung Taktik Pelatih
Kapal Tenggelam Jadi Bahan Hoaks, Simak Kumpulannya Biar Tak Terpengaruh
Beda Cara Analisis Warna Personal ala Korea dan Jepang