Liputan6.com, Jakarta - PT Topindo Atlas Asia (TAA) selaku pemegang merek TOP 1 di Indonesia sukses memasarkan oli sepeda motor TOP 1 Classic 20W-50 dan TOP 1 Classic Matic 10W-40. Hal tersebut rupanya mendorong PT TAA untuk mempersiapkan varian TOP 1 Classic Auto untuk kendaraan roda empat.
"Akhir tahun kami akan melaunching TOP 1 Classic Auto untuk roda empat," Arief Goenadibrata, President and CEO PT Topindo Atlas Asia, yang ditulis Jumat (5/6/2015).
Arief menambahkan, TOP 1 Classic Auto mulai diproduksi pekan depan di pabrik TOP 1 di Pico Rivera, California, Amerika Serikat (AS). Untuk spesifikasinya sendiri nanti akan dikabarkan menyusul.
Menurut Arief, oli ini diklaim sanggup membersihkan mesin mobil dengan maksimal karena terdapat aditif canggih. Sebab, Top 1 Classic Auto menggunakan base oil pilihan yang memiliki kemurnian tinggi.
"Kami harap, TOP 1 Classic Auto dapat menjadi solusi perawatan mesin kendaraan Anda semua," tutupnya,
(ysp/gst)
TOP 1 Classic untuk Mobil Hadir Akhir Tahun
TOP 1 Classic Auto sudah mulai diproduksi pekan depan di pabrik TOP 1 di Pico Rivera, California.
Diperbarui 05 Jun 2015, 12:00 WIBDiterbitkan 05 Jun 2015, 12:00 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Kalender Hari Libur Nasional & Cuti Bersama 2025
Model Rumah Pojok Minimalis 1 Lantai yang Punya Kelebihan Tanah, Inspirasi Desain Kekinian
Penjelasan AS soal Tarif Impor bagi Pulau Terpencil yang Hanya Dihuni Penguin dan Anjing Laut
7 Makanan Penurun Kolesterol yang Aman Dikonsumsi
Lama Menunggu Masuk Kapal, Sopir Truk Terlibat Perkelahian di Pelabuhan Bandar Bakau Jaya
DPR Apresiasi Angka Kecelakaan Turun saat Arus Mudik Lebaran 2025
IMF: Tarif Impor Timbulkan Risiko Besar ke Ekonomi Global
Cek Pajak Kendaraan Jakarta 2025: Online dan Offline, Mudah dan Cepat
9 Doa Selamat Dunia Akhirat, Amalan yang Dianjurkan Dikerjakan Setiap Hari
Waspada Penipuan BPJS Ketenagakerjaan, Simak Ragam Modus dan Cara Mengindarinya
Hari Anak Balita Nasional 8 April 2025, Momen Serukan Pentingnya Kesehatan Buah Hati di Masa Pertumbuhan
VIDEO: Dedi Mulyadi: Bahagia Tidak Mesti di Jepang