Liputan6.com, Tokyo - Toyota, bersama beberapa pihak terkait, menjalankan sebuah proyek studi kelayakan car-sharing (mobil berbagi) di Tokyo, Jepang. Proyek ini mencoba menilai apakah car-sharing bisa diterapkan di kota maju tersebut.
Car-sharing sendiri adalah program sewa mobil dalam jangka waktu yang singkat. Proyek ini bisa membuat orang berganti-ganti mobil tanpa harus membelinya. Dengan begitu, car-sharing juga bisa mengurangi jumlah kendaraan di jalanan.
Laporan Navigant Research berjudul Carsharing Programs menyebut bahwa pengguna layanan ini akan naik hingga 12 juta pada 2020. Di Bremen, Jerman, car-sharing bisa mengurangi 700an kendaraan pribadi, dan 4 km ruang jalan untuk parkir.
Advertisement
Baca Juga
Sementara di Zurich, Swiss, 1.650 mobil sudah hilang, digantikan car-sharing. Jumlah ini, jika semuanya diparkir, memerlukan area sekira 25 ribu meter persegi, atau setara dengan lima lapangan sepak bola berstandar internasional.
Adapun Toyota sendiri berkontribusi dalam hal menyediakan kendaraan. Mereka mengalokasikan i-Road, mobil futuristik yang hanya dapat dinaiki dua orang, dan dikhususkan sebagai kendaraan di daerah perkotaan yang padat penduduk.
Toyota bekerja sama dengan penyedia layanan car-sharing terbesar di Jepang, Park24 Co. Mereka akan menyediakan tiga ruang parkir, dan semua ini telah direstui oleh Kementerian Transportasi Jepang.
Untuk bisa merasakan layanan ini selama 15 menit, konsumen bisa membayar dengan biaya sebesar 206 yen atau setara Rp 24 ribu. Hanya mereka yang telah terdaftar sebagai anggota Park24 Co yang bisa mendapat layanan ini.
Proyek uji coba car-sharing akan dilaksanakan selama satu tahun. Selama itu, tim akan memeriksa bagaimana layanan ini digunakan masyarakat.