Liputan6.com, Jakarta - Tahun 2015 lalu, majalah ekonomi terkemuka, Fortune, menganugerahi Marry Barra sebagai most powerful women. Ia, dinilai sebagai perempuan hebat dan turut memberdayakan perempuan di tempat kerja.
Marry Barra saat ini adalah Chairman dan Chief Executive Officer (GM), General Motors Company, salah satu perusahaan otomotif raksasa dunia yang berbasis di Detroit, Amerika Serikat (AS). Posisi yang tidak semua perempuan bisa mencapainya.
Menurut laman resmi GM (gm.com), Barra memulai karir di GM pada 1980 sebagai mahasiswa magang di General Motors Institute, divisi Pontiac. Melalui beasiswa dari GM pula Barra lulus menjagi seorang sarjana teknik elektro pada 1985.
Advertisement
Baca Juga
Sebelum diangkap menjadi CEO, Barra adalah seorang Executive Vice President, Global Product Development, Purchasing & Supply Chain sejak 2013 dan Senior Vice President, Global Product Development sejak 2011.
Di divisi yang disebut terakhir, ia bertanggung jawab atas desain, rekayasa, manajemen program, dan kualitas kendaraan GM di seluruh dunia.
Dan terhitung pada 15 Januari 2014, Barra terpilih sebagai CEO. Tak sekadar CEO, ia adalah CEO perempuan pertama di industri otomotif dunia.
"Di bawah kepemimpinan Barra, GM berfokus untuk memperkuat bisnis intinya memproduksi mobil, truk, dan crossover yang hebat, sekaligus bekerja untuk memimpin transportasi mobilitas pribadi melalui teknologi canggih," tulis laman GM.
Menurut laman detroitnews.com, Barra adalah pejabat eksekutif dengan bayaran tertinggi di antara Detroit Three (sebutan untuk tiga pabrikan utama AS, GM, Ford, dan Fiat) tahun lalu. GM membayar Barra sebesar US$ 22,58 juta, angka ini bahkan sudah turun 21 persen ketimbang 2015 yang mencapai US$ 28,59.