Strategi Hyundai Hadapi Lesunya Pasar Otomotif

Hyundai berencana untuk mengalihakan kapasitas produksinya, dengan mengekspor mobil Hyundai yang diproduksi di Negeri Tirai Bambu menuju Asia Tenggara

oleh Arief Aszhari diperbarui 05 Sep 2018, 06:07 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2018, 06:07 WIB
Logo Hyundai
Logo Hyundai (Foto: reutersmedia.net/resources).

Liputan6.com, Jakarta - Hyundai sepertinya tengah menghadapi krisis penjualan di pasar terbesar dunia, Cina. Bahkan, pabrikan asal Korea Selatan ini, berencana untuk mengalihakan kapasitas produksinya, dengan mengekspor mobil Hyundai yang diproduksi di Negeri Tirai Bambu menuju Asia Tenggara.

Mengutip Reuters, Selasa (4/9/2018), Hyundai dan Kia sejatinya pernah menguasai pasar Cina. Bahkan, dua pabrikan Negeri Gingseng ini mampu tembus tiga besar penjualan tertinggi di Cina. Namun, saat terjadi perselisihan diplomatik antara Korea Selatan Cina, konsumen tidak lagi tertarik dengan mobil Hyundai atau Kia.

Mengutip The Newswire, meskipun hubungan diplomatik kedua negara sudah normal, tidak serta merta mengembalikan pasar Hyundai dan Kia. Penjualan Hyundai pada Juli 2018 turun 40 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, penjualan Hyundai sebelum hubungan diplomatik memanas (Januari-Juli) bahkan naik 17 persen, dengan pangsa pasar Hyundai-Kia sebesar 8,1 persen, hingga 4,1 persen saat ini.

Membangun semua pabrik perakitan di Cina memang beresiko, dan Hyundai mulai melihat pasar Asia Tenggara untuk melakukan diversifikasi. Basis ASEAN sejatinya sudah dikuasai raksasa otomotif Jepang, seperti Toyota, Honda, Nissan, dan lainnya.

Saksikan Juga Video Pilihan di Bawah Ini:

Selanjutnya

"Pemulihan Cina akan memakan waktu. Hyundai membutuhkan rencana untuk bertahan hidup. Hyundai sedang mempertimbangkan ekspor kendaraan buatan Cina ke pasar negara berkembang seperti Asia Tenggara, dan Eropa juga bisa menjadi pertimbangan," ujar salah seorang sumber Hyundai.

Rencana ini sendiri memang belum selesai. Fokus utama Hyundai saat ini untuk terus berkembang di pasar Cina, namun juga mempertimbangkan berbagai opsi yang mungkin bisa dijalankan, termasuk melakukan ekspor mobil yang diproduksi di Cina.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya