Tugas Berat Mitsubishi Indonesia di Tangan Nakhoda Baru

PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) secara resmi dipimpin Presiden Direktur baru, Naoya Nakamura, menggantikan Kyoya Kondo.

oleh Septian Pamungkas diperbarui 20 Sep 2018, 14:30 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2018, 14:30 WIB
Mitsubishi
PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) secara resmi dipimpin oleh Naoya Nakamura. (Syakur)

Liputan6.com, Jakarta - PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) secara resmi dipimpin Presiden Direktur baru, Naoya Nakamura, menggantikan Kyoya Kondo.

Dalam acara lepas sambut pucuk pimpinan MMKSI yang berlangsung di kawasan Pondok Indah, Kondo memberikan sebuah tanda mata berupa kuda lumping berserta pecutnya kepada Nakamura.

Simbol kuda pada zaman kerajaan Hindu di Indonesia diartikan sebagai keberanian, kekuatan dan sifat pantang menyerah. Sebagai "panglima perang" di industri otomotif Indonesia Nakamura memegang pecut untuk melecut kudanya agar bisa berlari cepat.

Seperti diketahui, posisi Mitsubishi khususnya di segmen kendaraan penumpang pasar otomotif Tanah Air semakin kuat sejak kelahiran Xpander. Tidak cuma diterima pasar nasional, Xpander juga jadi rebutan di negara lain.

Tentu tugas berat menanti Nakamura. Salah satunya menjaga tren positif ini yang mana Kondo berperan besar dalam meraih kesuksesan tersebut.

"Saya diminta MMC untuk mendongkrak bisnis kendaraan penumpang Mitsubishi di Indonesia menjadi lebih baik lagi dengan dasar kesuksesan yang telah dibangun oleh Kondo," papar Nakamura, Rabu (19/9) malam.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Selanjutnya

Sebagai informasi, sebelum berkarir di Indonesia Nakamura bertugas di Rusia. Dirinya menyadari ada banyak perbedaan antara pasar Rusia dengan Indonesia dan dirinya mengaku sudah memiliki strategi untuk menjalankan tugasnya.

"Hal yang sangat berbeda adalah kondisi iklimnya. Cuaca di Rusia sangat dingin sehingga kami harus kembangkan mobil yang memiliki fungsionalitas baik di cuaca seperti itu."

"Sementara di Indonesia kondisi iklimnya berbeda sehingga menurut saya ekspektasi dan persepsi konsumennya pasti berbeda. Saya mesti gali lebih dalam mengenai hal ini dan menindaklanjutinya," tutup pria yang bergabung dengan Mitsubishi pada 1993.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya