Skutik Dominasi Penjualan Motor di Indonesia, Bebek Makin Tergerus

Menurut Ketua Umum AISI Johannes Loman segmen skuter matik berkontribusi hingga 82 persen dari total penjualan sepeda motor.

oleh Herdi Muhardi diperbarui 01 Nov 2018, 15:02 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2018, 15:02 WIB
Yamaha Maxi
Deretan sepeda motor Yamaha Maxi hadir di acara Indonesia Motorcycle Show (IMOS) 2018. (Herdi Muhardi)

Liputan6.com, Jakarta - Pelaku industri sepeda motor yang tergabung dalam Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI) menargetkan penjualan roda dua mencapai 6,2 juta unit.

Menurut Ketua Umum AISI periode 2017 – 2020, Johannes Loman hingga saat ini dari total penjualan sepeda motor, segmen skuter matik di Indonesia mencapai 82 persen.

“8-9 persennya itu bebek, dan sisanya sport. Memang yang menyukai sport ada bebek juga ada. Cuma saat ini yang sangat besar skuter,” ungkap Johannes saat ditemui di acara Indonesia Motorcycle Show 2018 di JCC, Senayan, Jakarta, Kamis (1/11/2018).

Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur PT Astra Honda Motor ini mengatakan, alasan skutik menjadi favorit masyarakat tak lain karena desain yang modis, praktis, dan dapat dikendarai pria maupun wanita.

Johannes tak menampik, dari semua kelas skutik, ada pasar yang paling banyak diminati konsumen, yaitu skutik bongsor bergaya matik.

“Karena konsumen mungkin mulai senang skuter premium karena macho,” ujar Johannes.

Namun sayang berapa jumlah persentase peningkatan skutik ini tak disebutkan.

Seperti dalam sembutan acara IMOS 2018, Johannes menyatakan, sejak Januari-September 2018 penjualan sepeda motor secara domestik naik 8,8 persen jika dibandingkan  periode yang sama di 2017.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Menperin Beri 2 Tantangan untuk AISI di IMOS 2018

IMOS 2018
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto meresmikan Indoensia Motorcycle Show (IMOS) 2018. (Amal A/Liputan6.com)

Menteri Perindustrian Republik Indonesia Airlangga Hartarto bersama Ketua Umum AISI Johannes Loman resmi membuka IMOS 2018.

Dalam sambutannya, Airlangga menilai IMOS 2018 menjadi ajang yang memberikan kesempatan bagi agen pemegang merek, untuk memperkenalkan produk dan teknologi terkini kepada masyarakat. Sekaligus berkontribusi positif terhadap pasar sepeda motor di Indonesia. Terlihat dari target IMOS yang naik dibanding tahun lalu mencapai 100 ribu pengunjung dengan total pendapatan Rp 20 miliar.

Karena itu, Airlangga mengharapkan bahwa industri kendaraan roda dua harus terus meningkatkan pencapaian, khususnya di sektor ekspor. Hal ini didasari dari optimisme AISI terkait performa industri roda dua di tahun ini yang mengalami peningkatan.

Adapun pencapaian hingga September 2018 menurut Loman, mencapai 4,7 juta atau naik 8,8 persen dari tahun lalu. Loman pun optimistis pasar roda dua akan menembus angka 6,2-6,3 juta unit hingga akhir tahun. Tren positif juga berdampak pada sektor ekspor, yang berada di angka 438.530 unit. Berkaca pada data itu, Airlangga berharap pencapaian ekspor motornya bisa mencapai 10 persen dari target domestik 2018.

“Indonesia sebagai salah satu basis produksi sepeda motor, sekaligus terbesar ketiga setelah India dan Cina. Diharapkan target 10 persen untuk ekspor bisa tercapai. Karena itu bagian dari industri 4.0, targetnya 10 persen. Jadi kalau target domestik 6 juta, berarti 600 ribu ekspornya, sanggup ya?” tantang Airlangga.

Di samping performa pasar, Airlangga juga mengharapkan agar adanya peningkatan dan pemerataan kualitas sumber daya manusia, khususnya di area pedesaan. Ia pun meminta AISI untuk menjalankan misi ini, lantaran pemerataan kualitas sumber daya manusia sejalan dengan visi revolusi industri 4.0.

Industri otomotif roda sampai saat ini berkontribusi sangat positif terhadap negara. Termasuk sebagai penyedia lapangan kerja. Setidaknya industri kendaraan roda dua mampu menyerap tenaga kerja secara langsung sebanyak 800 ribu dan 1,5 juta orang secara tidak langsung (industri komponen dan pendukung lainnya).

“Syukur-syukur kalau ada bengkel di desa. Pelatihan keterampilan di desa. Jadi kita akan dorong untuk pelatihan perbengkelan di desa. Kira-kita per kabupaten, 4 desa. Karena ini mencerminkan industri 4.0, ini kita kejar. Bisa ya?” ucap Airlangga, menantang AISI lagi. 

Sumber: oto.com

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya