Ada 84 Kendaraan Korban Tsunami Anyer Ditinggal Tuannya, Cari di Sini

Banyak kendaraan yang ditinggalkan pemiliknya saat tsunami anyer, dan tercatat ada 84 unit kendaraan dengan 64 unit mobil dan 20 unit motor.

oleh Arief Aszhari diperbarui 26 Des 2018, 20:05 WIB
Diterbitkan 26 Des 2018, 20:05 WIB
Mobil Diterjang Tsunami Anyer
Dua unit mobil tertimbun reruntuhan rumah yang rusak setelah tsunami menerjang kawasan Anyer, Banten, Minggu (23/12). Tsunami menerjang pantai di Selat Sunda, khususnya di daerah Pandenglang, Lampung Selatan, dan Serang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pasca tsunami Anyer yang memporakporandakan kawasan wisata di Kabupaten Serang dan Pandeglang, banyak kendaraan yang ditinggalkan pemiliknya. Direktorat Lalulintas Polda Banten mencatat ada 84 unit kendaraan, dengan 64 unit mobil dan 20 unit motor yang belum diambil tuannya.

Untuk menghindari peristiwa yang tidak diinginkan, Ditlantas mengamankan seluruh kendaraan di tiga tempat, dan seluruh kendaraan bisa diambil dengan menunjukan bukti kepemilikan (BPKB, red).

"Untuk lokasi kendaraan yang ditemukan di wilayah hukum Polres Cilegon, pemilik bisa mengambil motor di Polres Cilegon, sedangkan mobil diambil di Polsek Cinangka," jelas Dirlantas Polda Banten, AKBP Wibowo, seperti dilansir laman resmi NTMC Polri, ditulis Rabu (26/12/2018).

Lanjutnya, untuk kendaraan roda dua dan empat yang ditemukan di wilayah hukum Polres Pandeglang, keseleruhannya bisa diambil di Terminal Carita, samping Polsek Carita.

Nah, bagi pemilik yang merasa kendaraan yang ditinggalkan tersebut, bisa menghubungi call center bidang humas 085219100948, 085776725644, dan 087813004763.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Selanjutnya

Terkait banyaknya kendaraan terendam air laut, menurut Customer First Advisor PT Toyota-Astra Motor (TAM) Dadi Hendriadi alangkah baiknya diserahkan langsung penanganannya pihak mekanik atau bengkel.

"Bisa (dilakukan) sendiri, cuma kita tidak tahu apakah orangnya (si pemilik) bisa, atau tahu di mana soal mesin, atau computer, dan segala macamnya,” ucap Dadi kepada Liputan6.com, Senin (24/12).

Selain soal posisi vital, yang dikhawatirkan Dadi adalah jika pemilik mobil menangani masalah sendiri yaitu diagnosis yang keliru.

Karena itu, alangkah baiknya jika mobil terkena masalah terlebih sampai terendam air, maka cara yang perlu dilakukan menghubungi pihak bengkel. Sedangkan langkah preventif yaitu tidak menyalakan mesin kendaraan.

Kata Dadi ada langkah pertama yang harus dilakukan jika kendaraan terendam air laut atau tsunami.

“Tidak dinyalakan mesinnya. Jadi ada baiknya diderek (menuju bengkel). Jika memang airnya tidak mengenai mesin enggak apa-apa. Tapi khawatirnya kena,” ungkap Dadi.

Dadi juga menyatakan, kekhawatiran akibat terkena air laut yaitu masuk ke bagian komponen diatur melalui computer. Selain itu, jika air merendam kelistrikan, hal itu juga bisa berisiko cukup tinggi.

“Jika sudah diderek baiknya disemprot luar-dalam secara total untuk dibersihkan,” ucap Dadi.

Dia juga menyatakan, jika memang air laut atau air apapun masuk ke dalam mobil, maka khususnya bagian dalam atau interior harus dibongkar, dan dibersihkan mulai dari karpet, jok dan lainnya.

“Apalagi ini air laut yang asin dan lebih cepat menimbulkan karat,” tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya