Investor Siap Gelontorkan Rp 11,2 T Buat Proyek Mobil Listrik, Siapa?

Di sektor industri otomotif, yang akan menanamkan modal senilai US$ 800 juta atau setara dengan Rp 11,2 triliun .

oleh Arief Aszhari diperbarui 18 Feb 2019, 17:36 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2019, 17:36 WIB
Baterai Mobil Listrik
Warna biru itu merupakan baterai di mobil listrik (Foto: Electrek).

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya meningkatkan investasi dan memperluas pasar ekspor. Dengan begitu, diperlukan fasilitas insentif fiskal guna memacu kendaraan yang sesuai dengan selera konsumen global.

"Misalnya, kami mendorong peningkatan ekspor sedan,"ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, dalam siaran pers yang diterima Liputan6.com, ditulis Senin (18/2/2019).

Lanjutnya, Menperin menyambut baik adanya rencana penerbitan beberapa regulasi untuk mendukung pengembangan sektor industri, seperti yang terkait dengan mobil listrik, vokasi, dan litbang.

"Ini yang sedang kami tunggu, karena sudah ada beberapa investor yang akan masuk," tambahnya.

Investor itu misalnya di sektor industri otomotif, yang akan menanamkan modal senilai US$ 800 juta atau setara dengan Rp 11,2 triliun .

"Mereka sudah komitmen untuk membangun industri electric vehicle di Indonesia dengan target produksi pada 2022. Dan, ini dapat mendukung target kita tahun 2025 nanti bahwa 20 persen adalah electric vehicle," tegasnya.

Sementara itu, Kemenperin juga sedang menunggu percepatan perjanjian kerja sama ekonomi yang komprehensif dengan Australia.

Jika kesepakan dengan Negeri Kanguru ini terbuka, maka bakal ada satu juta pasar yang terbentuk, dan pihak Kemenperin sudah berbicara dengan prinsipal kendaraan, jika ekspornya bakal dari Indonesia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Selanjutnya

Dengan upaya-upaya yang dapat terealisasi tersebut, bakal mendongkrak produksi mobil di Indonesia mencapai dua juta unit per tahun.

"Jadi, dalam waktu 2-3 tahun bisa dipercepat ekspornya. Dan, tentunya kita mengharapkan, industri-industri semacam ini terus kita dorong,” ungkapnya.

Selain itu, Menperin memastikan, kemampuan industri otomotif nasional saat ini telah kompetitif dan struktur manufaktur semakin dalam dengan didukung banyaknya industri komponen di dalam negeri.

"Kami terus mendorong agar manufaktur-manufaktur otomotif di dalam negeri dapat merealisasikan pengembangan kendaraan rendah emisi atau Low Carbon Emission Vehicle (LCEV) yang telah kami programkan melalui sebuah roadmap yang jelas," imbuhnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya