Tekan Impor Bahan Baku, Toyota Indonesia Pakai Aluminium Lokal Buat Pelek

PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) atau Inalum dan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) resmi menandatangani nota kerjasama, penggunaan alumunium foundry alloy (alumunium paduan A365) untuk produksi pelek mobil.

oleh Arief Aszhari diperbarui 19 Feb 2019, 15:04 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2019, 15:04 WIB
20151117-Mengintip Proses Perakitan All New Kijang Innova di Pabrik Toyota TMMIN-Karawang
Foto yang diambil pada 16 November 2015 memperlihatkan pekerja mengendarai mobil All News Kijang Innova di Pabrik TMMIN Karawang. Mobil baru tersebut akan memberi warna baru pada perkembangan pasar MPV dalam negeri. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) atau Inalum dan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) resmi menandatangani nota kerjasama, penggunaan alumunium foundry alloy (alumunium paduan A365) untuk produksi pelek mobil.

Keberhasilan Inalum menjadi pemasok lokal aluminium dengan spesifikasi khusus, merupakan langkah untuk menekan angka impor bahan baku otomotif yang tengah didorong Pemerintah Indonesia.

"Inalum sebagai satu-satunya Smelter aluminium di Indonesia, bangga bisa menjadi pemasok aluminium yang akan digunakan untuk manufaktur produk TMMIN. Langkah ini adalah salah satu wujud Inalum sebagai induk holding industri pertambangan dalam melaksanakan mandat dari pemerintah untuk hilirisasi produk aluminium," ujar Budi Gunadi Sadikin, dalam siaran pers yang diterima Liputan6.com, ditulis Selasa (19/2/2019).

Inalum sendiri memiliki prospek untuk memasok hingga 150 MT per bulan Foundry Alloy ke PT Pakoakunia(Pako), yang merupakan perusahaan pemasok pelek untuk pabrikan-pabrikan otomotif di Indonesia. Dan angka ini ditargetkan akan terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya.

Dalam mengembangkan aluminium untuk bahan baku pelek ini, Inalum bekerjasama dengan PAKO dan TMMIN sejak 2017 yang lalu.

Kerjasama yang dilakukan meliputi area studi kelayakan, seperti pengembangan spesifikasi material aluminium, termasuk di dalamnya pengecekan komposisi unsur kimia, struktur metalurgi, hasil pengecoran ingot, evaluasi material (tingkat kekerasan, dan performa) hingga persiapan produksi massal.

Dengan adanya pasokan Aluminium Foundry Alloy dari Inalum, impor Aluminium Foundry Alloy di sektor industri otomotif dapat dikurangi secara bertahap. Dengan begitu, dapat memberi dampak penghematan devisa sebesar USD 1,3 juta per tahun.

 

Selanjutnya

Selain itu, dengan kemampuan Inalum dalam memproduksi Aluminium Foundry Alloy untuk pelek yang didukung dengan kapasitas produksi sebesar 90 ribu ton per tahun, dapat membuka peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi pemasok bahan baku komponen otomotif di tingkat global.

Saat ini, pemasok bahan baku tersebut masih didominasi oleh tiga pemain utama yang bermarkas di Dubai, Qatar dan Australia.

"Keberhasilan Inalum akan memberikan dampak yang besar bagi penguatan struktur industri otomotif nasional, tahan banting terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah dan juga mempercepat tercapainya Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) murni produk-produk otomotif Indonesia yang semakin tinggi. Dan Pada gilirannya dapat meningkatkan competitiveness (daya saing) industri nasional," tambah Warih.

Pada tahap awal, Inalum akan memasok kebutuhan aluminium foundry alloy di PAKO, yang kemudian akan dipergunakan bagi produksi pelek kendaraan bermerek Toyota model Kijang Innova, Fortuner dan Sienta.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya