Kecelakaan Beruntun Tewaskan 12 Orang di Tol Cipali, Pengemudi Harus Cek Kondisi Fisik

Tabrakan beruntun kembali terjadi di Tol Cikopo Palimanan (Cipali), Senin (17/6/2019) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB tadi. Kecelakaan maut yang melibatkan Bus Safari, Mitsubishi Xpander, Toyota Innova, serta truk terjadi di KM 150 arah Jakarta. Akibatnya, 12 ora

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 17 Jun 2019, 15:33 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2019, 15:33 WIB
Ilustrasi Kecelakaan Mobil
Ilustrasi Kecelakaan Mobil (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Tabrakan beruntun kembali terjadi di Tol Cikopo Palimanan (Cipali), Senin (17/6/2019) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB tadi. Kecelakaan maut yang melibatkan Bus Safari, Mitsubishi Xpander, Toyota Innova, serta truk terjadi di KM 150 arah Jakarta. Akibatnya, 12 orang meninggal dan puluhan lainnya luka-luka.

Sejatinya, jika berbicara kasus kecelakaan di jalan tol saat dini hari, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana menegaskan pengemudi masih kurang waspada. Hal ini berkaitan erat dengan kondisi tubuh pengemudi.

"Kalau dilihat dari waktunya jam 1 pagi, kita bicara lelahnya tubuh manusia. Karena harusnya istirahat itu mulai Maghrib, sehingga pengemudi harus waspada apabila dipaksakan mengemudi," kata Sony kepada Liputan6.com, Senin (17/6/2019).

Meski demikian, pengemudi transportasi umum harusnya lebih memperhatikan kondisi tubuh saat bekerja. Karena sebetulnya mengemudi dini hari sudah tak memenuhi syarat.

"Sebetulnya sudah tak memenuhi syarat apalagi transportasi umum biasanya dia bekerja berdasarkan waktu sehingga seperti dipaksa untuk cepat sampai. Lemahnya pengawasan pemerintah karena tidak melakukan pengecekan kepada pengemudi di jalan raya juga harus diperhatikan, meski sosialisasi sudah dilakukan," ujarnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Cek Kondisi Fisik Pengemudi Sebaiknya Dilakukan

Sony kembali menegaskan bila pengecekan terhadap pengemudi sebaiknya dilakukan di beberapa titik rest area. Hal ini untuk mengurangi risiko terjadinya kecelakaan karena kondisi fisik yang tak memungkinkan untuk mengemudi.

"Pengecekan bisa dilakukan, jadi mereka (sopir bus) wajib berhenti di rest area seperti jembatan timbang. Kalau manusianya dibebaskan kaya gini ujungnya kecelakaan, jadi memang harus ada pengecekan," tuturnya.

Selain itu, pengemudi kendaraan juga harus memperhatikan benar kondisi sekitar saat mengemudi. Antisipasi pengemudi lain yang mampu menyebabkan kecelakaan diakui Sony kurang diperhatikan.

"Selama ini orang sudah paham safety driving mengemudi sudah aman. Tetapi tidak mengantisipasi kecelakaan yang disebabkan pengemudi lain karena jarang disosialisasikan kepada pengendara," kata Sony.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya