Rasio Kepemilikan Mobil di Indonesia Masih Rendah

Indonesia ditargetkan Kementerian Perindustrian akan menjadi pusat pengembangan produksi kendaraan listrik di kawasan ASEAN pada tahun 2030 mendatang.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 26 Des 2019, 06:08 WIB
Diterbitkan 26 Des 2019, 06:08 WIB
Libur Panjang, Dua Arus Tol Jakarta - Cikampek Macet
Suasana arus lalu lintas yang terlihat padat di dua arah Tol Jakarta-Cikampek, Bekasi, Sabtu (25/3). Kemacetan arah tol Cikampek- Jakarta disebabkan imbas penyempitan jalan lantaran adanya proyek pembangunan LRT. (Liputan6.com/Gempur M. Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia ditargetkan Kementerian Perindustrian akan menjadi pusat pengembangan produksi kendaraan listrik di kawasan ASEAN pada 2030.

“Maka itu, salah satu fokus pemerintah adalah merumuskan dan menerbitkan kebijakan yang mendukung target tersebut. Kami berharap pelaku industri Taiwan ada yang berminat investasi di sektor otomotif,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta belum lama ini.

Dalam rangka meningkatkan produktivitas, rasio kepemilikan mobil yang ada di Indonesia perlu dipacu. Merujuk data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), rasio kepemilikan mobil di Indonesia baru sekitar 87 unit per 1.000 orang.

Angka ini masih rendah dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia yang mencapai 450 unit per 1.000 orang dan Thailand sebanyak 220 unit per 1.000 orang.

Karena itu Menperin menilai, prospek penjualan mobil di Indonesia masih sangat menjanjikan. Apabila bertambah satu unit dari 87 ke 88 unit, berarti penjualan akan naik sekitar 260 ribu unit.

“Dengan populasi penduduk kita 260 juta jiwa, maka room to grow bagi industri ini begitu besar,” ujarnya.

Making Indonesia 4.0

Berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, industri otomotif merupakan satu dari lima sektor manufaktur yang mendapat prioritas pengembangan, terutama agar siap mengimplementasikan industri 4.0.

“Jadi, industri otomotif sebagai bagian dari lokomotif sektor manufaktur di dalam negeri, yang akan mendongkrak PDB nasional menjadi 10 besar di dunia pada tahun 2030,” imbuhnya.

Sebelumnya,  Menteri Perindustrian menghadiri Luncheon Meeting dengan CEO dari perusahaan-perusahaan di Taiwan. Dalam kesempatan tersebut, Agus menyatakan Indonesia membuka pintu kepada para Investor untuk menumbuhkan industri otomotif.

“Pemerintah Indonesia membuka pintu kepada para investor yang ingin masuk ke Indonesia untuk menumbuhkan industri manufaktur, termasuk sektor otomotif,” ujarnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya