Liputan6.com, Jakarta - Isuzu lebih dikenal sebagai produsen kendaraan niaga ketimbang kendaraan penumpang. Di Indonesia sendiri, produk Isuzu lebih banyak kendaraan komersial daripada mobil penumpang.
Tapi, pada 1990-an, Isuzu ternyata pernah menjual sedan sporty bernama Isuzu Impulse RS, tepatnya dirilis tahun 1991. Menariknya, mobil ini terlahir berkat adanya campur tangan pabrikan asal Amerika Serikat, GM (General Motors) dan Lotus dari Inggris.
Pada Isuzu Impulse RS, GM berperan sebagai perancang desainnya. Karena itu, facia mobil sedan ini terbilang mirip dengan Chevrolet Camaro dengan sepasang lampu bulat dan berkerudung model pop-up.
Advertisement
Baca Juga
Mengenai performa, Isuzu menggandeng Lotus dan mereka sepakat menyematkan mesin Lotus Elan M100. Dapur pacu berkonfigurasi 4-silinder inline 1.600 cc turbocharged itu mampu menghasilkan tenaga sebesar 160 hp dengan torsi 203 Nm dan disalurkan ke semua rodanya alias all-wheel drive (AWD).
Sayang, dapur pacu ini hanya bertahan 2 tahun. Pada tahun 1992, Isuzu Impulse RS dibekali mesin baru, 4-silinder inline 1.800 cc naturally-aspirated (NA) atau tanpa turbo. Bukannya naik, tenaganya justru turun menjadi 140 hp dan torsinya hanya 169 Nm.
Meski demikian, di era 1990-an, Isuzu Impulse RS sempat menjadi idola. Selain mesinnya yang mumpuni, mobil ini memiliki desain sporty lantaran terlahir sebagai sedan sport coupe 2 pintu.
Sumber: Otosia.com
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Produksi Kendaraan Niaga Isuzu Indonesia Dibayangi Virus Corona
PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) sebagai agen pemegang merek kendaraan Isuzu di Tanah Air turut mewaspadai penyebaran virus Corona atau Covid-19. Pasalnya, Isuzu masih mengandalkan beberapa komponen yang didatangkan langsung dari Tiongkok.
President Director IAMI Ernando Demily menyebutkan, stok komponen untuk beberapa bulan ke depan masih aman. Sehingga produksi kendaraan niaga Isuzu masih normal.
"Sampai saat ini (perkembangan virus Corona) kami mapping terus. So far, untuk produksi sampai dengan April masih aman," terangnya di Jakarta beberapa waktu lalu.
Dirinya mengaku agak sedikit tenang lantaran sejumlah perusahaan rekanan penyalur komponen di Tiongkok sudah mulai bekerja normal.
"Suplier-suplier di Cina mayoritas sudah mulai produksi cuma masih ada beberapa yang produksinya on-off. Jadi masih kami monitor terus," katanya.
Meski demikian dirinya tak menampik jika kasus ini berkelanjutan hingga menimbulkan dampak yang lebih luas. "lha itu yang bikin pusing, moga-moga cepat selesai lah," harapnya.
Isuzu sendiri menargetkan penjualan kendaraan komersial di tahun ini sebanyak 28 ribu unit. Ernando berpendapat, jika virus Corona bisa diatasi dalam waktu cepat maka bisa merangsang penjualan di sektor otomotif.
Apalagi tanda-tanda kebangkitan sektor komersial sudah terlihat sejak kuartal keempat tahun lalu.
"Menurut saya pribadi, kalau anti virusnya ketemu semester dua pasti terbang (penjualan meroket). Kan pengusaha enggak bakalan nahan terus, pasti mau recovery,"
"Seperti pepatah Cina, kalau lagi susah nangisnya jangan keras-keras, kalau pas lagi senang ketawanya jangan keras-keras. Ya sekarang pas lagi susah tetap hati-hati saja, tapi harus siap-siap karena suatu hari pasti recovery," pungkasnya.
Advertisement