Cerita Perantau yang Lolos Masuk Jakarta Tanpa SIKM

Untuk mencegah penyebaran Corona Covid-19, pemerintah mewajibkan SIKM bagi siapa saja yang ingin keluar masuk Jakarta. Namun, hal tersebut rupanya belum efektif sepenuhnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Jun 2020, 16:00 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2020, 16:00 WIB
Kendaraan Diputar Balik di Gerbang Tol Cikupa
Petugas gabungan mengarahkan pengendara mobil untuk putar balik saat akan memasuki wilayah Jakarta di Gerbang Tol Cikupa, Tangerang, Rabu (27/5/2020). Kendaraan yang menuju Jakarta wajib menunjukkan Surat Izin Keluar atau Masuk (SIKM) untuk menekan penyebaran Covid-19. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Untuk mencegah penyebaran Corona Covid-19, pemerintah mewajibkan SIKM bagi siapa saja yang ingin keluar masuk Jakarta. Namun, hal tersebut rupanya belum efektif sepenuhnya.

Alih-alih putar balik jika tak memiliki SIKM, Fitri (25) justru melenggang bebas masuk Jakarta hanya dengan surat keterangan sehat bermaterai.

Berdasarkan penuturannya kepada Liputan6.com, Kamis (6/4/2020), Fitri kembali ke Jakarta setelah sebelumnya memilih pulang saat PSBB berlangsung ke daerah Jawa Timur, yang membuatnya bisa untuk work from home (WFH).

"Pulang waktu PSBB, Ahamdulillah bisa WFH. Tapi karena saya kost di Jakarta, sepi, orang-orang di rumah juga nanyain. Jadi akhirnya saya pulang ke Jawa lalu isolasi mandiri juga karena sudah tes dan non-reaktif," ucapnya.

Awalnya, Fitri mengaku sempat panik saat masa PSBB Jakarta akan selesai pada 4 Juni, sementara SIKM yang ia urus melalui website belum juga rampung.

 

Tak Perlu SIKM

Namun, saat ia bertanya kepada salah satu PO bus, ia sedikit lega karena tidak perlu melampirkan SIKM, melainkan hanya diperlukan surat keterangan pendukung, seperti: surat sehat (non reaktif covid-19), surat keterangan dari tempat kerja, surat keterangan RT/RW tujuan, surat keterangan dari kelurahan asal, dan foto berwarna, dan surat keterangan administratif lainnya jika diperlukan.

"Kebetulan, surat-surat yang diminta pihak bus ini seperti persyaratan SIKM, jadi saya sudah siapin semuanya, termasuk surat keterangan laboratorium negatif covid-19," kata Fitri.

Saat hendak berangkat, Fitri didata ulang oleh pihak bus, dan ia terkejut saat tak dimintai berkas apapun, kecuali surat keterangan sehat bermaterai.

"Ya saya kaget, soalnya kan saya udah siapin semuanya. Tetapi pas berangkat kok enggak dimintain apa-apa, cuma surat keterangan sehat bermaterai. Mana sudah terlanjur rapid test harga laboratorium swasta, kan mahal" ucapnya.

"Ke swasta soalnya pas weekend, supaya sebelum tanggal 4 bisa sampai Jakarta. Kan masa berlaku surat keterangannya cuma 3 hari, nah 3 hari sebelum tanggal 4 itu kebetulan weekend," ujarnya menjelaskan.

 

Separuh Penumpang

Meski pihak bus tetap mematuhi protokol pembatasan sosial dengan hanya mengangkut separuh penumpang dari kapasitas semestinya, Fitri mengaku was-was kalau di tengah perjalanan diadang oleh tim penjaga yang menyuruh rombongan bus ini untuk putar balik karena tidak memiliki SIKM.

Namun akhirnya kekhawatiran Fitri perlahan memudar ketika ia sudah melihat reruntuhan proyek Meikarta, yang artinya ia sudah dekat dengan Jakarta. Hingga tibalah ia di Kawasan Pasar Rebo, dan melanjutkan perjalanan menuju kediamannya di daerah Jakarta Selatan dengan selamat.

Sumber: Bisnis Liputan6.com ditayangkan 4/6/2020

Penulis: Pipit Ika

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya