Penjualan Turun Bebas Akibat Covid-19, Nissan Pangkas Produksi Mobil

Nissan Motors berencana untuk mengurangi produksi sebanyak 30 persen secara global

oleh Arief Aszhari diperbarui 20 Jul 2020, 14:09 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2020, 14:09 WIB
Produksi mobil Nissan sudah mencapai 150 juta unit (Foto:Carscoops)
Produksi mobil Nissan sudah mencapai 150 juta unit (Foto:Carscoops)

Liputan6.com, Jakarta - Nissan Motors berencana untuk mengurangi produksi sebanyak 30 persen secara global hingga Desember 2020. Hal tersebut, karena penurunan penjual akibat pandemi Corona Covid-19 yang terjadi di hampir seluruh negara di dunia

Melansir Reuters, Senin (20/7/2020), menurut sumber internal pabrikan asal Jepang ini berencana untuk memproduksi hanya sekitar 2,6 juta unit sepanjang April hingga Desember 2020.

Jumlah tersebut, turun dibanding periode yang sama sekitar 3,7 juta unit. Sementara itu, sepanjang tahun fiskal Nissan memproduksi sebanyak 4,6 juta unit.

Nissan sendiri masih menolak untuk mengomentari kabar pemotongan produksi tersebut, karena belum mengumumkan perkiraan penjualan tahun ini.

Pabrikan kedua terbesar di Negeri Matahari Terbit ini, memang tengah berjual setelah penutupan pabrik pada awal tahun.

Sedangkan saat pandemi, dealer Nissan juga banyak yang tutup, dan memicu penurunan penjualan pada Maret hingga Mei, meskipun mulai meningkat sedikit pada Juni 2020.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Keuangan memburuk

Sebagai informasi, pandemi ini semakin membuat Nissan kesulitan, yang bahkan sudah bergulat dengan penurunan penjualan dan keuangan yang memburuk.

Pada Mei lalu, Nissan mengumumkan rencana restrukturisasi besar setelah membukukan kerugian pertama dalam 11 tahun.

Dalam dua bulan pertama tahun ini, Nissan hanya produksi sebanyak 307 ribu unit secara global, dan turun 62 persen dari periode yang sama tahun lalu.

 

Sosok Nissan Ariya yang Akan Masuk Pasar Mobil Listrik 2021

Nissan Ariya bakal masuk pasar otomotif dunia pada 2021. Mobil listrik ini menjadi model kedua Nissan yang ada di pasar dunia. Yang pertama Nissan Leaf.

Model SUV crossover akan punya jarak tempuh yang lebih jauh dari Leaf. Seperti dilansir Carandriver, Nissan Ariya akan dapat menempuh 300 mil atau sekitar 480 kilometer. Semetara mobil pertama listrik Nissan hanya bisa mencapai 226 mil atau sekitar 361,6 kilometer.

Akan ada dua tipe baterai yang akan menyertai Nissan Ariya. Varian pertama menggunakan baterai 63 kWh sementara yang top of the line pakai yang berkapasitas 87 kWh. Pilihan penggerak rodanya juga ada dua, sistem gerak roda depan dan all wheel drive.

Nantinya Nissan Ariya akan berhadapan dengan Tesla Model Y dan Hyundai Kona Electric yang sudah ada di pasar lebih dahulu. Targetnya, seperti diungkap Reuters, produsen asal Jepang ini akan terjual 30 ribu unit di seluruh dunia.

Untuk produksinya sendiri di 2021, ada sumber lain yang menyatakan Nissan merencanakan akan membuat 40 ribu unit di Jepang. Bila permintaan melonjak, produksi bisa dilipatgandakan hingga 100 ribu unit dari pabrik Nissan lain seperti di Cina.

Jumlah produksi Nissan Ariya tahun depan ternyata masih jauh lebih rendah dari pencapaian mobil listrik terlaris dunia. Ya, Tesla Model 3 sudah terjual lebih dari 300 ribu tahun lalu.

Bila Nissan Ariya untuk model tahun 2021 di Jepang, maka negara lain akan menjadi model tahun berikutnya. Amerika, Eropa, Cina, akan mendapatkan mobil listrik ini sebagai model 2022.

Apa yang menarik selain teknologi mobil listrik di Nissan Ariya? Jelas sistem otonomos akan jadi salah satu senjata yang digunakan Nissan untuk bersaing dengan Tesla.

Mobil listrik ini akan dipersenjatai semi autonomous driving system, ProPilot 2.0. Konsep nir sopir ini sebenarnya sudah dipakai lebih dahulu pada Nissan Skyline sedan.

Belum ada harga pasti yang dibocorkan, namun sudah ada yang memprediksinya. Untuk model terendah, harganya di mulai dari USD40 ribu (Rp591 juta), acuan USD 1 setara Rp14.796. Sementara untuk top of the lain akan di mulai dari USD45 ribu (Rp665 juta).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya