Bergerak Agresif, VKTR Gandeng Anak Perusahaan Produsen Baterai No. 1 di India

untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, VKTR menjalin kerja sama strategis PT. Gotion Indonesia Materials yang merupakan anak usaha Gotion High-Tech Co., perusahaan baterai terbesar di China dan India.

oleh Septian Pamungkas diperbarui 24 Des 2022, 08:07 WIB
Diterbitkan 24 Des 2022, 08:07 WIB
VKTR
Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR) dengan PT. Gotion Indonesia Materials. (ist)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah bekerjasama dengan PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (GAS) yang merupakan induk perusahaan kendaraan listrik Selis, PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR) kembali berkolaborasi dengan perusahaan lain. Langkah ini ditempuh untuk membuktikan keseriusannya dalam menjajaki pasar kendaraan listrik nasional.

Terbaru, VKTR menjalin kerja sama strategis PT. Gotion Indonesia Materials yang merupakan anak usaha Gotion High-Tech Co., perusahaan baterai terbesar di China dan India.

Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) atau Nota Kesepahaman dilakukan di Jakarta, Jumat (23/12/2022). Penandatanganan MoU dilakukan oleh Direktur Utama VKTR Gilarsi W. Setijono dan Direktur Eksekutif PT Gotion Indonesia Materials Shen Wenbo.

"Kerja sama ini nantinya akan berfokus pada pengembangan pack baterai, yang merupakan salah satu komponen penting dalam anatomi baterai kendaraan listrik," terang Direktur Utama VKTR Gilarsi W. Setijono dalam keterangan resminya.

VKTR sendiri berencana memproduksi kendaraan listrik berbasis baterai dengan kebutuhan baterai yang sudah diproyeksikan hingga 2027. Diharapkan Gotion High-Tech Co., Ltd. dapat membantu menyediakan pack baterai lithium untuk keperluan kendaraan listrik baru maupun kendaraan listrik hasil retrofit yang akan diproduksi oleh VKTR.

Menurut Gilarsi, merancang pack baterai yang tepat sangat penting untuk memenuhi harapan VKTR sebagai pelanggan terutama dalam hal jangkauan, biaya, keamanan, daya tahan, dan pengalaman berkendara. Namun, mengintegrasikan teknologi ini dalam kendaraan merupakan tantangan, karena biaya dan kinerja harus dipertaruhkan.

"Baik pendatang baru maupun pemain lama dalam bidang otomotif akan menghadapi tantangan untuk menyeimbangkan faktor-faktor ini, terutama karena belum ada OEM yang memiliki pengalaman memproduksi paket baterai untuk memandu pengambilan keputusan mereka," jelas Gilarsi.

 


Optimistis Kerja Sama Berjalan Lancar

Menurut Gilarsi, untuk mengoperasikan kendaraan listrik diperlukan daya yang sangat besar ribuan kali lebih kuat daripada ponsel pintar. Itulah sebabnya mobil listrik membutuhkan puluhan sel baterai hingga ribuan.

"Komposisi baterai EV mungkin sedikit berbeda tergantung pada jenis kendaraan listriknya, tetapi umumnya baterai EV terdiri dari sel, modul, dan pack," katanya. Gilarsi menjelaskan, untuk mengelola sel baterai yang tak terhitung jumlahnya yang dipasang dalam satu EV dengan aman dan efisien, sel tersebut dipasang dalam bentuk modul dan pak.

Sederhananya, sel, modul, dan pack adalah unit baterai yang dikumpulkan. "Sekelompok sel membentuk modul dan sekelompok modul membentuk pak. Pada akhirnya, dalam kendaraan listrik, satu bentuk baterai dipasang: satu pak," urainya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif PT Gotion Indonesia Materials Shen Wenbo optimistis kerja sama strategis ini ke depan dapat berjalan lancar dan mampu memajukan industri baterai kendaraan listrik di Indonesia.

Sebagai salah satu pemain perusahaan baterai terbesar nomor 3 di China dan nomor 1 di India, pihaknya yakin akan mampu menghasilkan modul dan pack baterai yang andal sesuai spesifikasi dan harapan.

"Kami berharap bisa mengambil peran dalam upaya percepatan industri kendaraan listrik di Indonesia," katanya.

Infografis Libur Natal dan Tahun Baru, Ini 5 Langkah Cegah Lonjakan Covid-19
Infografis Libur Natal dan Tahun Baru, Ini 5 Langkah Cegah Lonjakan Covid-19 (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya