India Tolak Proposal Investasi Kendaraan Listrik BYD Senilai Rp 15 Triliun

India telah menolak proposal pembuat mobil China, BYD untuk mendirikan pabrik senilai US$ 1 miliar atau setara Rp 15 triliunan

oleh Arief Aszhari diperbarui 24 Jul 2023, 20:07 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2023, 20:07 WIB
BYD akan hadirkan penantang untuk Mercedes G-Class dan Hummer (Gasgoo Autonews)
BYD akan hadirkan penantang untuk Mercedes G-Class dan Hummer (Gasgoo Autonews)

Liputan6.com, Jakarta - India menolak proposal pembuat mobil China, BYD, untuk mendirikan pabrik senilai US$ 1 miliar atau setara Rp 15 triliunan. Rencananya, jenama Negeri Tirai Bambu ini akan menjalin kemitraan dengan perusahaan lokal Megha Engineering and Infrastructure Ltd yang berbasis di Hyderabad. Demikian laporan economic Times, ditulis Senin (24/7/2023).

Reuters juga melaporkan, bulan ini BYD telah mengajukan proposal investasi tersebut. Kuncuran dana ini, akan dibuat untuk membangun mobil listrik dan baterai di India dalam kemitraan dengan perusahaan lokal.

Departemen Perdagangan India, Departemen Promosi Industri dan Perdagangan Dalam Negeri (DPIIT) telah meminta pendapat dari Departemen lain mengenai proposal investasi tersebut.

"Kekhawatiran keamanan sehubungan dengan investasi China di India ditandai selama musyawarah," kata laporan tersebut, mengutip seorang pejabat India.

Sebelumnya, BYD memang tengah merencanakan untuk invasi ke pasar kendaraan listrik (EV) di India. pabrikan asal China ini, mencoba mengadu nasib dengan banyak pembuat mobil global untuk memperebutkan pangsa pasar yang lebih besar di salah satu pasar terbesar roda empat ini.

BYD yang didukung Warren Buffet berusaha untuk merebut 40 persen pasar EV di India pada 2030. Hal tersebut, ditegaskan langsung oleh Sanjay Gopalakrishnan, Wakil Presiden Senior unit lokal BYD, dalam sebuah wawancara di India Auto Expo 2023.

"Sebagai pabrikan global, kami harus menjaga tujuan agresif," kata Gopalakrishnan, beberapa waktu lalu.

Peralihan di India

"India ada taruhan yang bagus, karena orang-orang menyadari kebutuhan akan EV dan infrasturktur pengisian daya semakin meningkat," tambahnya.

Peralihan India ke kendaraan listrik memang tertinggal dari negara lain, seperti China dan Amerika Serikat. Pasalnya, kondisi tersebut terhambat oleh biaya di muka yang tinggi dan kurangnya infrastruktur pengisian daya.

Namun, hal itu tidak menghalangi pembuat mobil asing untuk memamerkan EV di pameran otomotif pekan lalu, karena bersaing untuk mendapatkan bagian dari pasar yang berpotensi sangat menguntungkan.

Infografis Journal
Fakta Olahraga Dapat Membantu Gangguan Kesehatan Mental (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya