Ford Akui Mobil Listrik China Jadi Ancaman Serius

Ford memang telah mengubah target atau strategi terkait produksi mobil listrik (EV)

oleh Arief Aszhari diperbarui 19 Sep 2024, 20:14 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2024, 20:14 WIB
FOTO: Deretan Mobil Listrik Mejang di CIIE 2020
Mobil listrik Porsche terlihat di area pameran Automobile selama gelaran Pameran Impor Internasional China (China International Import Expo/CIIE) ketiga di Shanghai, China timur, pada 6 November 2020. (Xinhua/Ding Ting)

Liputan6.com, Jakarta - Ford telah mengubah target atau strategi terkait produksi mobil listrik (EV). Salah satu langkah yang dilakukan pabrikan asal Amerika Serikat ini, adalah menunda peluncuran model ramah lingkungan baru.

Dilaporkan Carscoops, langkah yang dilakukan Ford ini, berhubungan dengan kejadian menarik yang dialami oleh para eksekutif Ford, setelah melakukan uji coba rahasi satu unit mobil listrik Tiongkok.

CEO Ford, Jim Farley mengatakan, blak-blakan menyebut mobil listrik China sebagai ancaman terbesar, dan menggarisbawahi kemajuan pesat dari kemampuan saat ini.

Sementara itu, sebelumnya The Wall Street Journal, Jim Farley dan CFO John Lawler, melakukan uji coba SUV listrik Changan di China tahun lalu. Pengalaman para bos Ford ini, cukup meninggalkan kesan yang mendalam, dan mengakui bahwa teknologi mobil listrik China jauh lebih maju dibandingkan yang diperkirakan.

"Jim, ini tidak seperti sebelumnya," ujar Lawler kepada Farley.

"Orang-orang ini lebih maju dari kita." Pengakuan ini menunjukkan betapa pesatnya perkembangan industri EV di China, yang telah berhasil melampaui produsen otomotif Barat.

Sementara itu, Ford telah lama hadir di China, dan pengakuan ini menjadi alarm bagi perusahaan untuk mempercepat langkah dalam pengembangan mobil listrik.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Cadangan Nikel Melimpah, Volkswagen dan Ford Tertarik Investasi EV di Indonesia

Potensi Indonesia menjadi pemain besar di industri kendaraan listrik dunia sangat terbuka lebar. Pasalnya, negara ini memiliki cadangan nikel yang cukup besar, sebagai salah satu bahan baku pembuatan baterai.

Dijelaskan Menteri BUMN, Erick Thohir, cadangan nikel Indonesia menjadi modal kuat untuk mendukung program hilirisasi mineral. Selanjutnya, bisa diolah menjadi bahan baku baterai kendaraan listrik yang digadang jadi perhatian seluruh dunia.

"Kita patut berbangga bagaimana Indonesia menjadi salah satu pemain nikel terbesar di dunia. Kita berbangga sekarang investasi untuk ekosistem daripada EV battery kita saya rasa salah satu terdepan," ungkap Erick di Mandiri Corporate University, Jakarta, dikutip Kamis (1/8/2024).

Sektor hilirisasi ini, bahkan turut mengundang investasi dari China, hingga Korea Selatan. Menyusul, Volkswagen dan Ford juga tertarik untuk menanamkan modalnya di Tanah Air untuk industri kendaraan listrik.

"Di sini ada investasi dari China, dari Korea, ada juga nantinya dari Volkswagen, dari Ford Motor Company. Artinya kita luar biasa,” sambung Erick.


Infografis Mobil Kepresidenan

infografis Mobil Kepresidenan
Mobil Kepresidenan di Indonesia
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya