Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie menilai dalam proses pemilu biasanya tahap pemungutan suara bebas dari praktik kecurangan. Namun saat proses penghitungan suara dan sudah ada indikasi siapa pemenangnya, barulah 'setan' kasak-kusuk.
"Biasanya di TPSÂ aman, tapi kalau sudah ketahuan menang kalah, nah setan itu biasanya kasak-kusuk," ujar Jimly dalam rangkaian acara peninjauan Pilkada Kota Depok di TPS 14, Kelurahan Beji Timur, Kecamatan Beji, Depok, Jawa Barat, Rabu (9/12/2015).
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini mengingatkan para panitia penyelenggara dan pengawas untuk menjalankan fungsi sebaik-baiknya. Ia mengancam bahwa pihaknya tak segan-segan memecat penyelenggara atau pengawas yang terbukti mengintervensi proses pilkada.
Advertisement
Baca Juga
"Kalau penyelenggara tidak adil, tidak menjalani fungsi dengan netral dan pengawasnya tidak mengawasi dengan benar, bisa dilaporkan dan banyak yang sudah kami pecat," ucap Jimly.
Tujuan dirinya berkeliling TPS di Kecamatan Beji, Depok, adalah sebagai bentuk pengawasan karena DKPP ingin memastikan penyelenggaraan pemilu berjalan sesuai dengan aturan.
"Kami sebagai DKPP ingin memastikan penyelenggara pemilu melayani dengan netral dan pengawasnya menjalani fungsi pengawasan sebaik-baiknya," ujar Jimly.
Pilkada Kota Depok 2015 diikuti 2 pasangan calon kepala daerah. Mereka adalah Dimas Oky Nugroho dari PDIP yang berpasangan dengan Babai Suhaimidi dari Partai Golkar. Keduanya mendapatkan nomor urut 1. Lalu Mohamad Idris dari Partai PKS dan Pradi Supriatna dari Partai Gerindra dengan nomor urut 2.**