Peneliti LIPI: Bila Pilih Ahok, Penolakan di Internal PDIP Besar

Zuhro menganggap dalam menentukan calon, PDIP tidak sekedar memikirkan kalah dan menang.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 19 Sep 2016, 17:49 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2016, 17:49 WIB
Ahok PDIP
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri (keempat kiri) memberikan buku Megawati Dalam Catatan Wartawan kepada Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama saat peluncuran di Gedung Arsip, Jakarta, Rabu (23/3/2016). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - PDI Perjuangan (PDIP) diprediksi tidak akan mendukung Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purrnama atau Ahok di Pilkada DKI Jakarta. Selain tak ada celah untuk mendukung Ahok, resistensi di internal partai berlambang Banteng moncong putih itu juga dianggap cukup tinggi.

"Suara besar yang nyaring terdengar adalah resisten terhadap petahana. Dan itu menjadi catatan yang krusial bagi PDIP," ujar Peneliti LIPI Siti Zuhro usia diskusi politik di PP Muhammadiyah, Jakarta, Senin (19/9/2016).

Kondisi ini dinilai tidak biasa bagi seorang calon petahana. Biasanya, seorang calon petahana bisa berkomunikasi dengan parpol sampai akhirnya melahirkan calon tunggal. Kali ini, malah bermunculan alternatif calon yang bisa diusung.

"Dengan banyak konteks yang dinamis menjadi opsi-opsi dimiliki PDIP jadi banyak, oleh karena itu PDIP besar kemungkinan memilih calonnya sendiri. Dan tidak beranjak pada petahana. Saya bisa keliru tapi buktikan," jelas Siti.

Di samping itu, PDIP dianggap sebagai partai yang memegang teguh ideologi dalam menentukan pilihan, baik untuk kepala daerah maupun calon presiden. Dalam menentukan calon, PDIP tidak sekedar memikirkan kalah menang.

"Bu Mega mengatakan PDIP berbeda dengan partai lain. Jadi bukan partai yang terkesima begitu saja dengan sosok siapapun, itu terutama survei, belum tentu jadi pertimbangan serius. Ternyata petahana tidak masuk dalam mana yang dikehendaki PDIP," Siti memungkas.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya