Pantau Pilkada DKI, Wakil Dubes Belanda Tinjau TPS Rizieq Shihab

Petamburan merupakan lokasi ketiga yang Ferdinand kunjungi dalam peninjauan TPS di Pilkada DKI Jakarta

oleh Fachrur Rozie diperbarui 15 Feb 2017, 13:18 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2017, 13:18 WIB
Wakil Dubes Belanda Pantau TPS di Pilkada DKI Jakarta
Wakil Dubes Belanda Pantau TPS di Pilkada DKI Jakarta (Liputan6.com/Fachrur Rozie)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Ferdinand Lahnstein, ikut turun ke jalan meninjau beberapa Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Jakarta. Salah satu tempat yang dia kunjungi adalah kawasan Petamburan, yaitu di TPS 17, lokasi Pemimpin FPI Rizieq Shihab menggunakan hak pilihnya di Pilkada DKI.

"Saya senang melihat proses (Pilkada DKI Jakarta) yang sedang berjalan, semua terencana dengan rapi, damai dan penuh disiplin," ujar Ferdinand, di Petamburan, Jakarta Barat, Rabu (15/2/2017).

Ferdinand mengaku, Petamburan merupakan lokasi ketiga yang dia kunjungi. Dikawal dua stafnya yang merupakan warga Indonesia, Ferdinand sebelumnya melihat TPS di Taman Suropati, dan TPS di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Dari ketiga tempat tersebut, Ferdinand yang sudah satu tahun enam bulan tinggal di Indonesia mengaku senang melihat demokrasi yang terjadi di Tanah Air. Menurutnya, demokrasi di Indonesia lebih baik dibanding negara mayoritas Islam lainnya.

"Saya tidak melihat sesuatu yang tidak diinginkan di tempat yang aku kunjungi. Sejauh ini cukup berkesan bagi saya melihat proses pemilihan ini terencana dengan baik," ucap dia.

Ferdinand juga mengaku, tak sembarang TPS di Pilkada DKI Jakarta dia kunjungi. Petamburan dia jadikan salah satu pilihan karena ini merupakan markas besar Front Pembela Islam (FPI).

"Saya memilih tempat yang tidak biasa, melihat suasana dan atmosfer masyarakatnya, apa yang terjadi. Pandangan masyarakat umum ada rumor di media bahwa, kamu tahu tetang demonstrasi baru-baru ini yang digerakkan oleh FPI," kata dia.

Ferdinand juga beranggapan, demonstrasi yang telah terjadi di Indonesia belum lama ini merupakan hal yang wajar.

"Tapi saya berpikiran itu bagian dari demokrasi. Hampir di setiap negara ada kelompok yang konservatif cara menyampaikan pendapatnya," Ferdinand memaparkan.

* Saksikan quick count Pilkada DKI Jakarta 2017 pada 15 Februari 2017

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya