Khofifah Harap Isu Penyerangan Ulama Tak Dipolitisasi di Pilkada

Khofifah Indar Parawansa meminta polisi agar segera mengungkap dalang di balik kasus kekerasan terhadap ulama.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 21 Feb 2018, 11:04 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2018, 11:04 WIB
Khofifah Indar Parawansa. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Khofifah Indar Parawansa. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Calon gubernur (Cagub) Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa meminta polisi agar segera mengungkap dalang di balik kasus kekerasan terhadap ulama dan penyerangan tempat ibadah oleh orang tak dikenal atau orang yang diduga mengalami gangguan jiwa.

"Polisi harus mengusut tuntas insiden penyerangan ini. Pelaku dan dalangnya harus ditangkap agar isunya tidak berkembang ke SARA," tutur Khofifah, Selasa 20 Februari 2018.

Menurut Cagub Jatim nomor urut 1 ini, dengan ditangkapnya pelaku penganiayaan dan perusakan tempat ibadah maka akan diketahui pula modus utama aksi tersebut. Apakah kriminal murni ataukah ada unsur dan tujuan lain.

"Jangan sampai, isu ini meluas lantaran sangat rawan dipolitisasi. Terlebih tahun 2018 dan 2019 adalah tahun politik di mana secara berurutan berlangsung pilkada serentak, pemilihan legislatif, dan pemilihan presiden," kata Khofifah.

Ia mengaku khawatir jika insiden ini tidak diusut tuntas maka akan menimbulkan sikap saling curiga dan merusak keharmonisan antarwarga masyarakat. "Ini berbahaya karena rawan terjadi konflik horizontal," ucap Khofifah.

 

Harapan Khofifah

Khofifah Indar Parawansa
Cagub Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat berkunjung ke Liputan6.com di SCTV Tower, Jakarta, Kamis (31/1). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Khofifah berharap masyarakat Jawa Timur mampu menahan diri, tidak terpancing dan terprovokasi aksi anarkistis yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan di Jawa Timur.

Menurutnya, jika perpecahan terjadi di Jawa Timur maka akan sangat mahal sekali biayanya. Karena akan merusak seluruh sendi tatanan kehidupan masyarakat Jawa Timur yang sejak dulu terkenal guyub dan rukun.

"Saya yakin orang Jawa Timur lebih dewasa dalam memandang sebuah persoalan dan lebih mengedepankan prinsip klarifikasi atau tabayun," ujar Khofifah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya