Ketua Umum PPP Sebut Prabowo Pernah Temui Jokowi Bahas Cawapres

Menurut Ketua Umum PPP, Prabowo juga pernah dua kali bertemu Jokowi pada November 2017 lalu.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Apr 2018, 03:12 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2018, 03:12 WIB
Jokowi bertemu Prabowo Subianto
Presiden Jokowi bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (foto: biro pers kepresidenan)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PPP Romahurmuziy mengungkapkan, utusan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pernah menemui Joko Widodo atau Jokowi pada Selasa 27 Maret lalu. Utusan Prabowo itu menanyakan kemungkinan Prabowo menjadi calon wakil presiden Jokowi.

Saat Romi menanyakan hal itu kepada Jokowi, Presiden ke-7 RI itu, kata Romi, mengaku tidak bisa memberikan jawaban dan harus meminta persetujuan pimpinan partai-partai pendukungnya.

"Jadi saya hanya bisa mengatakan beri waktu. Ternyata Pak Prabowo menginginkan jawabannya segera. Sehingga memang waktu itu sampai hari ini belum ada," ujar Romi di Hotel Patrajasa, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (13/4/2018).

Sebelum pertemuan terakhir, Prabowo ternyata juga pernah dua kali bertemu Jokowi pada November 2017 lalu. Dalam pertemuan itu, kata Romi, Prabowo juga sempat meminta untuk bersanding sebagai calon wakil presiden Jokowi.

"Pada saat itu Pak Prabowo menyampaikan dalam pertemuan terakhir di bulan November itu, 'saya merasa sangat terhormat di akhir perjuangan saya bisa dipinang sebagai wakil presiden'," ungkap Romi tentang permintaan itu.

Romi mengaku tidak tahu siapa yang menginisiasi gagasan tersebut, apakah Jokowi atau Prabowo. Namun Romi yakin, Jokowi yang menggagas pertemuan tersebut.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Duet Jokowi-Prabowo

Jokowi dan Prabowo
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (29/1/2015). Liputan6.com/Faizal Fanani)

Jokowi pernah menanyakan kepada Romi soal rencana menggandeng Prabowo sebagai cawapres pada Pilpres 2019 mendatang. Saat itu, Romi langsung mengatakan setuju. Namun, pimpinan partai pendukung Jokowi lainnya tak ada yang setuju.

Menurut Romi, dia setuju duet Jokowi-Prabowo di Pilpres 2019 karena pertama, bergabungnya Jokowi-Prabowo akan terjadi aklamasi nasional. Kedua, untuk menjaga keutuhan bangsa.

Sebab berkaca pada pertarungan antara Jokowi dan Prabowo di Pilpres 2014, rakyat Indonesia terbagi menjadi dua kubu yang saling berkelahi dan mencaci maki. Kondisi itu terjadi dalam waktu lama.

Alasan selanjutnya adalah memberikan pendidikan bahwa seorang pemimpin itu tidak harus saling menjatuhkan, tetapi bisa juga saling membutuhkan.

"Karena semua survei kalau Jokowi-Prabowo bersatu, maka di atas 70 persen," tutur Romi.

Reporter: Renald Ghiffari

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya