Liputan6.com, Jakarta - KPU akan menggelar debat pamungkas Pilgub Sumatera Utara pada hari ini. Debat ini dinilai akan sangat berpengaruh terhadap keyakinan pemilih dalam pencoblosan 27 Juli nanti.
Persaingan di Pilgub Sumut cukup ketat. Dari hasil sejumlah survei, pasangan Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah tak selalu unggul. Survei Indo Barometer terbaru menyebut pasangan nomor urut dua, Djarot Saiful Hidayat justru yang unggul tipis.
Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun meyakini, berjalannya debat pamungkas nanti akan sangat berpengaruh terhadap pemilih.
Advertisement
"Pengaruh debat akan mempengaruhi sekitar 30 persen pemilih, apalagi selisih suara yang tipis akan sangat berpengaruh," kata Rico, Senin 18 Juni 2018.
Saat debat kedua Pilgub Sumut, 12 Mei lalu, Edy Rahmayadi dinilai bikin blunder. Sebab, dia tak tahu arti stunting saat ditanya oleh Djarot. Stunting adalah kondisi bayi tidak tumbuh dengan baik. Penyebabnya, karena bayi tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup.
Rico mengakui, debat pamungkas besok amat krusial. Sehingga tiap kandidat harus benar-benar tak melakukan kesalahan sedikitpun. Sebab, hal itu bisa berakibat fatal.
"Tiap kandidat harus memastikan zero mistake atau nol kesalahan. Dalam pertarungan yang ketat akan berbahaya bila kesalahan di depan publik," jelas Rico.
Rico juga menjelaskan, perbedaan elektabilitas antara Edy dan Djarot kian tipis. Oleh sebab itu, tiap kandidat harus benar-benar memanfaatkan sisa waktu kampanye sebaik-baiknya.
Menurut dia, salah satu alasan kenapa Djarot kian melesat karena dianulirnya JR Saragih sebagai kandidat. Dia meyakini, pendukung JR Saragih lebih banyak beralih ke pasangan Djarot-Sihar dalam Pilkada Sumut nanti.
"Semenjak JR Saragih dinyatakan tidak lolos dalam pilgub, ada pergeseran perilaku pemilih. Pemilih nonmuslim yang tadinya terpecah memilih Djarot dan JR, sekarang bersatu untuk memilih Djarot," tutup dia.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: