Liputan6.com, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal PAN Erwin Izharuddin menilai keputusan koalisi pendukung Joko Widodo memilih Ketua MUI Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden sebagai 'jebakan betmen'. Sebab, koalisi pendukung Jokowi mengira koalisi pendukung Prabowo Subianto akan memilih sosok cawapres dari kalangan ulama.
"Dengan adanya ini partai oposisi mengira Sandiaga Uno enggak akan diambil yang diambilnya itu ulama. Maka lahirnya kubu sebelah ngambil ulama, sebenarnya ini jebakan betmen," kata Erwin di Restoran Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (11/8).
Erwin menuturkan, koalisi pendukung Jokowi juga konsisten dalam bersikap dengan memilih Ma'ruf. Sebab, kubu Jokowi pernah menyatakan urusan politik dan agama harus dipisahkan, tetapi di akhir-akhir pendaftaran capres-cawapres justru memilih Ma'ruf.
Advertisement
"Mereka dari dulu Jokowi ngabalin bilang politik dan agama dipisahkan. Makanya dengan adanya ijtima ulama, mereka ambil ulama (Ma'ruf). Ternyata terbukti mereka tak sesuai dengan omongannya. Padahal dia bilang politik dan agama dipisahkan tapi akhirnya ambil ulama," kata Erwin.
Sementara, kubu Prabowo akhirnya menyimpulkan cawapres yang dibutuhkan adalah sosok yang menguasai ekonomi. Maka dipilih nama Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno.
"Karena kita harusnya wakil Indonesia ini yang ngerti ekonomi bukan ulama agar kita meng-create pengusaha di indonesia banyak seperti Singapura dan ini tugasnya Sandi. Kalau Prabowo itu membawa ide-ide dan gaasan untuk Indonesia kedepan dibantu ekonomi," tegasnya.
Dalam diskusi ini, Erwin kembali menegaskan tidak ada mahar politik Rp 500 miliar agar PAN memilih Sandiaga. Tudingan yang datang dari Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief hanya fitnah.
"Mengenai mahar sampai saat ini kita enggak pernah dengar itu ya. Menurut saya pribadi itu mungkin hanya strategi dimana Sandiaga Uno memang sudah kita gadang-gadang akan maju," tandasnya.
PAN meminta Andi Arief memberikan klarifikasi dan meminta maaf atas tuduhan mahar Rp 500 miliar itu. Pihaknya mengancam akan menuntut Arief ke jalur hukum jika tidak meminta maaf.
Diketahui, PAN telah menyatakan dukungan kepada Prabowo-Sandiaga sebagai capres dan cawapres di Pilpres 2019. Sebelum menyatakan dukungan ke Sandiaga, PAN dan PKS sempat dituding menerima mahar Rp 500 miliar agar memilih Sandiaga.
Reporter: Renald Ghiffari
Sumber: Merdeka.com
Saksikan tayangan video menarik berikut ini: