Canda Sandiaga Gagal Pencitraan di Masjid Bersejarah Matraman

Tapi karena kesalahan informasi, Sandiaga dan rombongan akhirnya salat di Masjid Jami Cikini Al-Makmur, Jalan Raden Saleh, Cikini, Jakarta Pusat.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Agu 2018, 16:44 WIB
Diterbitkan 17 Agu 2018, 16:44 WIB
Sandiaga Uno Serahkan LHKPN ke KPK
Bakal calon wakil presiden, Sandiaga Uno tiba di gedung KPK, Jakarta, Selasa (14/8). Kedatangan Sandiaga untuk melaporkan LHKPN yang merupakan bagian dari syarat pencalonan dirinya sebagai bakal cawapres. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Bakal calon wakil presiden Sandiaga Uno mengaku gagal pencitraan untuk salat Jumat di Masjid Jami Matraman, Jalan Matraman Masjid, Pengangsaan, Menteng, Jakarta Pusat. Sambil berkelakar, Sandiaga bercerita dirinya ingin salat di Masjid Jami Matraman usai menghadiri upacara HUT ke-73 RI di Universitas Bung Karno.

Awalnya, Sandiaga Uno ingin napak tilas dari para proklamator RI, seperti Sukarno dan Hatta. Masjid itu dianggap sangat bersejarah karena Sukarno, Hatta dan para pejuang lain melaksanakan salat Jumat di sana setelah mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia.

Tapi karena kesalahan informasi, Sandiaga dan rombongan akhirnya salat di Masjid Jami Cikini Al-Makmur, Jalan Raden Saleh, Cikini, Jakarta Pusat.

"Tadi seperti yang dibacakan maunya gaya pencitraan abis dari UBK. Mana tulisan itu, mengarahkan ke masjid yang Bung Karno dan lain-lain pada salat setelah proklamasi, tapi salah informasi akhirnya ke sini. Mesjid yang dekat Cikini. Tadinya mau napak tilas sehabis proklamasi jalan ke masjid sana," canda Sandiaga di sebuah kafe di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta, Jumat (17/8).

Sandiaga membacakan sebuah teks berisi sejarah singkat Masjid Jami Matraman dan kaitannya dengan proklamasi kemerdekaan.

"Saya bacain ya, ini kita harus jujur kalau salah, salah. Proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 jatuh di hari Jumat sama seperti hari ini. Sesudah membacakan proklamasi para proklamator berjalan ke masjid terdekat, yaitu di Masjid Jami Matraman. Yang di depan Sekber depan Amir Hamzah," ungkapnya.

Setelah membacakan teks proklamasi, kata Sandi, Bung Karno dan para pejuang lain berjalan kaki menuju Masjid Jami Matraman untuk mengucap syukur dan meminta kekuatan kepada Allah untuk mengisi kemerdekaan Indonesia.

"Para bapak bangsa kita, proklamator bersujud di masjid salat Jumat memohon rido atas kemerdekaan kepada Allah SWT. Dalam doa mereka mungkin mereka memohon kekuatan agar menunaikan akad janji kemerdekaan," papar Sandiaga Uno.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

Sejarah Masjid Jami Al Makmur

Sandiaga Uno
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno tiba di Balai Kota untuk menyerahkan surat pengunduran diri, Jumat (10/8). Sandiaga mengundurkan diri sebagai wakil gubernur DKI Jakarta karena maju sebagai cawapres Prabowo Subianto. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Secara singkat, mantan Wakil Gubernur DKI ini memaparkan, masjid itu dibangun atas swadaya masyarakat pada 1860. Masyarakat menyumbang berbagai hal mulai dari bahan pangan sampai tenaga untuk membangun masjid itu.

"Masjid Jami Al Makmur ini amat bersejarah sejak 1860 didirikan Raden Saleh bersama ulama dan warga 150 tahun yang lalu. Rakyat urunan beras, urunan tenaga, bekerja keras membangun lalu membongkar Masjid Al makmur yang kini menjadi cagar budaya," kata dia.

Meski salah lokasi, Sandiaga tak menyesal karena bisa "kulineran" di sekitaran Masjid Al-Makmur Cikini usai ibadah salat Jumat.

"Setting-nya begitu tiba-tiba miskomunikasi ke sini. Jadi ya ini gagal pencitraan kita. Tapi alhamdullilah dapat waktu untuk makan kulineran, kalau di situ kan agak susah kulineran," tandas Sandiaga.

 

Reporter: Renald Ghiffari

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan tayangan video menarik berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya