Prabowo: Elite Bangsa Kita Berkhianat Kepada Rakyat

Prabowo menilai, para elite bangsa tidak lagi berpikir untuk kepentingan yang besar.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 11 Okt 2018, 15:31 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2018, 15:31 WIB
Kehangatan Prabowo Subianto Saat Hadiri Rakernas LDII
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto (tengah) saat akan menghadiri Rakernas LDII di Pondok Gede, Jakarta, Kamis (11/10). Kehadiran Prabowo untuk memberi pembekalan dalam pertemuan anggota LDII se-Indonesia. (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Calon Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan masalah besar yang dihadapi Indonesia. Menurut dia, biang persoalan itu adalah para elite bangsa, termasuk para pimpinan partai politik.

"Saya melihat ada satu pengkhianatan terjadi. pengkhianatan Ini dilakukan oleh elite bangsa kita sendiri terhadap rakyatnya," ujar Prabowo di Rakernas Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Lubang Buaya, Jakarta Timur, Kamis (11/10/2018).

"Saya sebut elite, saya tidak sebut partai mana, kelompok mana, elite itu unsur pimpinan, saya juga bagian dari elite itu," jelas Prabowo.

Ketum Partai Gerindra ini menilai, para elite bangsa tidak lagi berpikir untuk kepentingan yang besar, yakni rakyat Indoneaia. Prabowo merasa para elite hanya berpikir untuk kepentingan kelompok pribadi, dirinya, dan keluarganya sendiri.

"Sehingga disconnect terjadi suatu jurang terjadi antara realita masyarakat dan kehidupan elite. Ini sudah berjalan puluhan tahun. Perkembangan seperti ini yang mengakibatkan terjadi keadaan paradoks, kejanggalan," kritis dia.

Prabowo berkeyakinan, saat ini Indonesia ada dalam situasi pelik. Negara yang disebut-sebut terkaya sumber alamnya nomor enam sedunia, disebutnya tidak memiliki apa-apa lantaran kekayaan diserap dan dibawa lari asing ke luar negeri.

"Kita adalah bangsa rugi, hidup dari hutang, dan yang menyedihkan banyak elite kita yang hidup dari hutang itu (merasa) biasa saja," keluh Prabowo.

 

Nilai Tukar Rupiah

Terakhir, Prabowo pun menyinggung soal nilai tukar rupiah yang terus merosot. Herannya, menurut Prabowo, hal itu tampaknya tak menjadi ketakutan para elite.

"Kalau 1 dollar 10 ribu lima tahun yang lalu, sekarang 15 ribu. Artinya kita tambah miskin. Hasil kerja kita nilainya tidak sama. Kita bangsa yang tambah miskin. Tapi elite banyak merasa ini tidak penting untuk dibahas oleh rakyat, jadi inti masalahnya, ternyata elite bangsa," Prabowo memungkasi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya