Liputan6.com, Jakarta - Relawan perempuan pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin yang tergabung dalam Perempuan Kreatif, Enerjik, Religius, dan Nasionalis (Keren) Bravo 5 menolak istilah 'partai emak-emak' oleh kubu Prabowo-Sandiaga Uno.
Ketua Divisi Perempuan Bravo 5, Nurmala Kartini Sjahrir menilai, kata emak-emak terlalu mengecilkan makna seorang perempuan.
"Kalau Anda mengatakan emak-emak, itu anda hanya menaruh perempuan di ranah domestik, seolah-olah dia tidak bisa keluar dari situ,” Kartini menjelaskan di Hotel Atlet Century Park, Jakarta, Kamis (8/11/2018).
Advertisement
Menurutnya, perempuan tidak hanya sebatas di ranah domestik saja, namun juga harus aktif di ruang publik. Perempuan tidak hanya melulu mengurus soal dapur, namun juga harus punya peran penting di masyarakat.
"Kita harus melihat secara keseluruhan perempuan itu. Karena saya selalu bilang perempuan itu yang diempukan, dihormati, didengarkan," kata dia.
Gagas Isu Pembangunan
Untuk menepis stigma tersebut, Nurmala mengatakan pihaknya menggagaskan isu pembangunan kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan reformasi agraria. Menurut Kartini, Indonesia harus dapat memajukan kesejahteraan kaum perempuannya.
“Kita perlu sekolah-sekolah vokasi yang lebih banyak buat perempuan biar tambah pinter, biar tambah bagus, dan kita ingin perempuan bisa berkiprah di ruang publik secara lebih terbuka," ucap Nurmala.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement