Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Timur Ganjar Pranowo menilai rencana kenaikan gaji tidak mempengaruhi perilaku korupsi bagi para Aparatur Sipil Negara (ASN). Hal itu disampaikan terkait pernyataan calon Presiden Prabowo dalam debat capres, yang menyebut pihaknya akan menaikkan gaji untuk menekan angka korupsi.
"Enggak ngaruh," kata Ganjar kepada Liputan6.com, Jumat (18/1/2019).
Baca Juga
Perilaku korupsi, lanjut dia, tidak disebabkan kurangnya kesejahteraan para ASN. Namun itu terletak pada mental dan niat dari para pelaku.
Advertisement
"Ya, korupsi terkait kesempatan, niat jahat dan mental buruk," ucap Ganjar.
Sementara itu, menurut Pengamat politik dari The Habibie Center, Bawono Kumoro, menuturkan, sudah jelas dalam debat perdana Capres Jokowi-Ma'ruf lebih menguasai.
"Sedangkan Prabowo di awal debat sudah langsung beretorika dan nada bicara agak tinggi,” kata Bawono.
Dia menegaskan, saat Prabowo menekankan kenaikan gaji aparat negara sebagai solusi mencegah korupsi di birokasi pemerintahan, menurut dia, solusi ditawarkan ini seperti mengabaikan realitas bahwa gaji aparat negara saat ini sudah cukup baik.
"Bahkan juga terdapat sistem tunjangan kinerja atau remunerasi," pungkasnya.
Gaji Rendah Penyebab Korupsi
Sebelumnya, Prabowo percaya bahwa gaji yang rendah menyebabkan korupsi. Para birokrat pun terbuai melakukan tindak pidana karena khawatir mengenai tidak memiliki uang yang cukup di masa depannya.
"Tetapi ada ketakutan pada masa depan mereka (aparatur negara), jadi disitulah terjadi sikap ragu-ragu, dan sikap tidak kuat mendapat godaan, tawaran-tawaran dari swasta untuk bertindak di luar kepentingan rakyat, kepentingan umum," jelas Prabowo.
Setelah memperbesar gaji ASN melalui menaikkan tax ratio dari 10 persen ke 16 persen, setelahnya Prabowo berjanji akan mengawasi mereka dengan seluruh instrumen yang tersedia. Ia pun ingin koruptor untuk dikirim ke pulau terpencil dan dihukum menambak pasir secara terus-menerus.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement