Indonesia Barokah Bikin Gerah Kubu Prabowo, Siapa Dalangnya?

Tabloid Indonesia Barokah bikin gerah kubu Prabowo-Sandiaga Uno.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Jan 2019, 03:07 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2019, 03:07 WIB
Tabloid Barokah Indonesia
Anggota Bawaslu Jabar menunjukkan sejumlah media yang dianggap merugikan pasangan calon. (Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Andre Rosiade menuding Wakil Direktur Komunikasi Politik TKN Irfan atau Ipang Wahid sebagai dalang munculnya tabloid Indonesia Barokah. Wakil Direktur Saksi Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Achmad Baidowi menilai hal itu hanyalah asumsi.

"Ah itu asumsi saja. Kalau yang membuat web Indonesia Barokah Ipang Wahid, apa ukurannya yang bersangkutan dituding bikin tabloid dengan nama yang sama?" kata Baidowi saat dihubungi merdeka.com, Minggu (27/1/2019).

"Kalau mau dianalogikan semisal ada web Kawan Prabowo, lantas kemudian ada tabloid Kawan Prabowo lalu mau divonis orang yang sama? Itu tidak fair," sambungnya.

Pria yang akrab disapa Awiek ini menilai bisa saja tabloid itu dibuat oleh orang lain yang mengatasnamakan Ipang. Karena itu, dia meminta kubu Prabowo-Sandi tidak asal dalam menuduh.

"Jadi janganlah main-main tuding, karena itu tanda-tanda orang panik," ungkapnya.

Menurutnya, pemberitaan Indonesia Barokah juga tidak memuat pemberitaan bohong. Kata Awiek semua isi dalam tabloid itu berasal dari rangkuman pemberitaan yang sudah di publikasikan dalam media mainstream.

"Apalagi saya baca secara seksama isi tabloid Indonesia Barokah hanyalah kumpulan berita yang sebelumnya sudah dimuat di beberapa media," ungkapnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 Jam Mengusut

Cover tabloid Indonesia Barokah. (Foto: Liputan6.com/Istimewa/Muhamad Ridlo)
Cover tabloid Indonesia Barokah. (Foto: Liputan6.com/Istimewa/Muhamad Ridlo)

Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Fadli Zon meminta tabloid barokah di usut tuntas oleh kepolisian. Menurutnya, hanya perlu waktu dua jam jika polisi ingin mengusut dalang dibalik tabloid tersebut. 

"Kalau mengusut menurut saya dua jam juga selesai itu, pasti diketahui siapa otak di belakangnya, di mana percetakannya. Dua jam lah," kata Fadli saat ditemui kawasan Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat.

Menurutnya mudah, polisi tinggal mencari alamat percetakan yang asli. Pasalnya, tabloid tersebut sudah jelas palsu dan menggunakan alamat palsu.

"Ini juga merugikan pers sendiri dan dewan pers sendiri mengatakan ini harus diusut oleh Bareskrim, nah sekarang Bareskrim harus mengusut itu," lanjut Fadli.

Sementara, Jubir Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade sebelumnya mengakui sudah melakukan penyelidikan terkait siapa dalang di balik tabloid Indonesia Barokah. Dia pun menangkap jejak digital dari Wakil Direktur Komunikasi Politik Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja Jokowi-Ma'ruf, Irfan Wahid atau lebih dikenal dengan nama Ipang Wahid.

Maka dari itu, Fadli ingin polisi mengusut tuntas tanpa tebang pilih. Politisi Partai Gerindra itu mencium adanya aroma keberpihakan polisi pada kasus tabloid barokah ini.

"Kalau terlibat ya harus diusutlah, dulu kan yang obor rakyat juga diusut, kemudian mereka menjalani hukuman, jadi saya kira jangan diskriminatif," kata dia.

"Termasuk pernyataan pernyataan pihak kepolisian kan ada kecenderungan membela, ini kan merugikan pihak kepolisian sendiri, mbok ya netral dulu liat dan selidiki," ujar Fadli Zon. 

 

 

Reporter: Sania Mashabi dan Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya