Keluarga Korban Penculikan 1998 Deklarasi Dukung Jokowi-Ma'ruf

Beberapa keluarga korban peristiwa penculikan aktivis 1997-1998, hari ini menyatakan diri mendukung pasangan calon nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin.

oleh Putu Merta Surya PutraRatu Annisaa Suryasumirat diperbarui 13 Mar 2019, 18:53 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2019, 18:53 WIB
Keluarga Korban Penculikan 1998 Deklarasi Dukung Jokowi-Ma'ruf
Deklarasi dukungan untuk Jokowi-Ma'ruf Amin oleh para keluarga korban penculikan 1998. (Liputan6.com/Ratu Annisaa)

Liputan6.com, Jakarta Beberapa keluarga korban peristiwa penculikan aktivis 1997-1998, hari ini menyatakan diri mendukung pasangan calon nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin. Hal itu disampaikan dalam acara bertajuk 'Kembalikan Kawan Kami, Kalahkan Capres Pelanggar HAM'.

Salah satu keluarga korban Ucok Munandar Siahaan-aktivis 1998 yang kritis terhadap Orde Baru, Paian Siahaan, mengajak masyarakat Indonesia untuk memilih Jokowi.

"Saya minta masyarakat pilih Jokowi," ucap Paian dalam acara tersebut di Hotel Grand Cemara, Menteng, Jakarta, Rabu (13/3/2019).

Sementara keluarga korban Leonardus Nugroho Iskandar, Budiarti, dengan terang-terangan meminta agar masyarakat tak memilih Prabowo Subianto. Dia mengganggap, capres nomor urut 02 itu masih terkait dengan peristiwa penculikan para aktivis.

"Saya berharap teman-teman semua jangan sampai memilih pemimpin pelanggar HAM, karena sebelum jadi presiden saja sudah semena-mena dengan rakyat kecil seperti pada anak saya. Saya berdoa jangan sampai Prabowo jadi pemimpin negara ini," ungkap Budiarti.

 

Sakiti Hati

Di tempat yang sama, Ketua Umum Ikatan Keluarga Orang Hilang (IKOHI), Wanmayetti, menyatakan, keberadaan Prabowo sebagai capres, sebenarnya sudah menyakiti martabat keluarga korban aktivis 1997-1998.

"Disahkannya Prabowo Subianto, terduga kuat pelaku penghilangan paksa aktivis demokrasi 1997-1998 sebagai calon presiden, sesungguhnya telah melukai martabat para korban pelanggaran HAM dan keluarganya," kata Wanmayetti.

Karenanya, masih kata dia, IKOHI mempunyai sikap, bahwa capres yang diduga mempunyai masalah masa lalu, khususnya soal HAM, untuk dikalahkan. Menurutnya ini sebagai bentuk memperjuangkan hak para keluarga korban.

"Oleh karena itu, demi terus memperjuangkan hak, harkat, dan martabat korban dan keluarga korban pelanggaran HAM, IKOHI bersikap bahwa capres pelanggar HAM harus dikalahkan," jelas Wanmayetti.

Meski demikian, dia meminta, jika Jokowi kembali terpilih sebagai Presiden pada periode selanjutnya, hak para keluarga korban tetap diperjuangkan terus.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya