Tim Prabowo-Sandi: Gagasan Libur Sebulan Saat Ramadan untuk Toleransi

Tim Prabowo-Sandiaga menjelaskan, pendidikan agama dimaksud tidak sebatas untuk umat Muslim yang tengah menjalankan puasa saja.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 19 Mar 2019, 03:08 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2019, 03:08 WIB
BPN
Juru Bicara BPN, Dahnil Anzar Simanjuntak menggelar jumpa pers di di Media Centre Indonesia Adik Makmur, Sriwijaya, Jakarta Selatan. (Liputan6.com/Muhammad Radityo Priyasmoro)

Liputan6.com, Jakarta - Kordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, rencana pelajar diliburkan selama sebulan penuh saat Ramadan bukan berarti tidak melakukan hal apa pun. Pelajar tetap mendapat kajian tambahan soal ilmu agama.

"Kita ingin dorong fokus pada momentum pendidikan di luar sekolah yaitu saat ramadan, fokusnya ada di agama," kata Dahnil di Media Center BPN Prabowo-Sandiaga, Sriwijaya, Jakarta Selatan, Senin (18/3/2019).

Dahnil menjelaskan, pendidikan agama dimaksud tidak sebatas untuk umat Muslim yang tengah menjalankan puasa saja. Melainkan juga agama lain seperti Kristen, Katolik, Budha, dan Hindu, didorong memperdalam kajiannya masing-masing selama diliburkan dari giat pendidikan formal belajar-mengajar.

"Semuanya akan fokus pada pengajaran agama dan makna toleransi. Jadi (Ramadan) menjadi simbol bulan toleransi," jelas Dahnli.

Sebelumnya, cawapres Sandiaga menyatakan gagasan libur selama sebulan penuh tercetus dari pengalaman belajarnya di Al Azhar semasa kecil. Dia merasakan dampak lain dari pendalaman ilmu agama selama sebulan penuh, melalui pesantren kilat.

"Nah, tentunya ini merupakan satu terobosan agar satu bulan ini bisa digunakan para siswa untuk mungkin mengikuti pesantren kilat, menggunakan kesempatan ini juga menghabiskan waktu bersama keluarga," ucap Sandiaga pada debat Cawapres di Hotel Sultan Jakarta.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Ikuti Jejak Gus Dur?

Sebelumnya, Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzhar Simanjutak mengatakan, libur selama sebulan saat Ramadan merupakan tradisi baik di era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang perlu dilanjutkan.

Tak hanya ditingkatan sekolah dasar hingga menengah atas, libur satu bulan juga diberlakukan bagi mahasiswa.

"Kita mengikuti tradisi, ingin melanjutkan tradisi kiai Pak Abdurrahman Wahid. Kita ingin melanjutkan tradisi Gus Dur dulu yang ketika Ramadan diliburkan penuh, seluruh siswa termasuk kampus ya," kata Dahnil di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu 17 Maret 2019. 

Dahnil juga menjelaskan pentingnya meliburkan pelajar saat Ramadan. Salah satu alasannya agar para pelajar bisa fokus belajar ilmu agama. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya