Prabowo Bilang 'Aksi' Zulhas ke Nelayan Bukan Politik Uang, tapi Sedekah

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengatakan, aksi Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan yang membagikan uang pecahan Rp 50 ribu kepada kelompok nelayan bukanlah bentuk politik uang.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 19 Sep 2023, 23:15 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2023, 23:15 WIB
Bakal calon presiden Partai Gerindra Prabowo Subianto saat menjadi narasumber di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Bakal calon presiden Partai Gerindra Prabowo Subianto saat menjadi narasumber di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. (Dok. Tayangan Youtube @NajwaShihab)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengatakan, aksi Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan yang membagikan uang pecahan Rp 50 ribu kepada kelompok nelayan bukanlah bentuk politik uang. Menurut dia, apa yang dilakukan rekan sesama koalisinya itu sedang bersedekah.

"Pak Zulkifli Hassan saya tahu, dia tidak mencalonkan diri jadi apapun, tidak nyaleg, tidak nyabup, tidak nyagub jadi kepala desa pun tidak. Dia orangnya suka sedekah," kata Prabowo di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta saat menjawab pertanyaan dari Najwa Shihab, seperti dikutip daring Selasa (19/9/2023) malam.

Najwa yang tidak puas dengan jawaban prabowo, lalu menegaskan apa yang dilakukan Zulkifli Hasan tidak bisa disebut sedekah sebab menggunakan atribut partai. Lantas Prabowo menjawab jika memang hal itu dinilai masuk dalam kategori politik uang maka terima saja uangnya dan ikuti hati nurani apakah ingin memilih PAN atau tidak.

"Artinya anda mau bilang tidak apa-apa terima uangnya tapi jangan coblos partainya begitu?," tanya Najwa.

 

Tantangan Politik di Indonesia

Prabowo Resmikan Kantor Badan Pemenangan Presiden Partai Gerindra
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memberikan pidato saat meresmikan Kantor Badan Pemenangan Presiden Partai Gerindra di Jalan Letjen S Parman, Jakarta, Sabtu (7/1/2023). Prabowo berpesan kepada para kader untuk bekerja keras menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang akan digelar pada 14 Februari 2024 atau tinggal satu tahun lagi. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Prabowo kemudian menggeser jawabannya, dengan menyebut hal itu adalah tantangan bagi politik di bangsa Indonesia yang memiliki ongkos yang tidak sedikit. Dia pun meminta kepada para ahli untuk bisa mencari sebuah solusi agar ongkos politik bisa ditekan dengan sistem yang lebih baik.

"Itu salah satu yang membuat demokrasi di negeri ini tantangannya luar biasa dan biaya politiknya jadi luar biasa. Jadi saya mohonkan kepada para ahli bagaimana agar sistem pemilihan pemimpin dan wakil kita tidak mahal kita cari solusinya," Prabowo menandasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya