Survei LSI Denny JA: Prabowo-Gibran 40,3%, Ganjar-Mahfud 28,6%, Anies-Cak Imin 20,3%

Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil yang memperlihatkan jarak elektabilitas antara tiga pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) di 90 hari menuju pemilihan presiden (pilpres) 2024.

oleh Winda Nelfira diperbarui 20 Nov 2023, 15:42 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2023, 15:42 WIB
pengundian nomor urut capres-cawapres Pemilu 2024
Pasangan capres-cawapres Pemilu 2024, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md (kiri ke kanan) berpose usai pengundian nomor urut di halaman gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Selasa (14/11/2023). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil yang memperlihatkan jarak elektabilitas antara tiga pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) di 90 hari menuju pemilihan presiden (pilpres) 2024.

Peneliti LSI Denny JA Adjie Al Faraby menyatakan, elektabilitas capres dan cawapres nomor urut dua, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, unggul dari dua pasangan capres dan cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud Md maupun Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin).

Adjie menyebut, jarak elektabilitas antara Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud bahkan terpaut jauh.

"Kami melihat ada tren elektabilitas yang semakin menjauh antara pasangan Prabowo-Gibran dengan pasangan Ganjar-Mahfud," kata Adjie dalam konferensi pers daring, Senin (20/11/2023).

Adjie menyampaikan, pada September 2023 lalu elektabilitas Prabowo-Gibran berada di angka 39,3 persen. Kemudian, Oktober 2023 menurun di angka 36,8 persen, dan pada November 2023 ini naik di angka 40,3 persen pasca-penetapan pasangan calon.

Sedangkan untuk pasangan Ganjar-Mahfud, elektabilitasnya tinggi pada September 2023 dengan 36,9 persen. Lalu di angka 35,3 persen pada Oktober 2023, namun turun usai penetapan pasangan calon.

"Sekarang turun jauh, ya turun jauh di angka 28,6 persen," kata Adjie.

Hal berbeda justru terjadi pada capres-cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) yang elektabilitasnya meningkat dibandingkan pada periode September 2023. Diketahui, saat itu Anies-Muhaimin selalu berada di posisi buncit survei dengan elektabilitas yang cenderung stagnan.

"Kemudian Anies-Gus Muhaimin di saat September kita lakukan survei dan saat survei ini kita rilis memang waktu itu sempat banyak komplain dari timnya Anies maupun Cak Imin ya," ujar Adjie.

"Tapi sekarang kita lihat trennya mengalami kenaikan dari 15 persen di September 2023, kemudian naik di angka 17,2 persen, lalu naik lagi di angka 20,3 persen," sambung dia.

Adjie menuturkan, survei menggunakan metode penelitian multi stage random sampling dengan teknik pengumpulan data wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner. Margin of error survei sebesar ± 2.9 persen.

Survei dilakukan pada periode 6-13 November 2023 dengan melibatkan 1.200 responden.

Survei LPI: Ganjar-Mahfud 38,75%, Prabowo-Gibran 34,25%, Anies-Muhaimin 24,00%

pengundian nomor urut capres-cawapres Pemilu 2024
Ganjar Pranowo dan Mahfud Md diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Persatuan Indonesia (Perindo), dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Berbeda dengan hasil survei dari Lembaga Pemilih Indonesia (LPI), yang menyebut pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md unggul ketimbang dua kandidat lainnya yaitu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

LPI melakukan survei nasional calon presiden-wakil presiden 2024 pasca-putusan Majelis Kehormatan Mahkamar Konstitusi (MKMK).

"Elektabilitas pasangan capres-cawapres usai putusan MKMK adalah, Ganjar-Mahfud 38,75 persen, Prabowo-Gibran 34,25 persen dan Anies-Muhaimin 24,00 persen. Sedangkan yang memilih tidak tahu atau tidak menjawab adalah 3,00 persen," kata Wakil Direktur LPI Ali Ramadhan saat jumpa pers di Hotel Arya Duta Semanggi, Jakarta, Kamis (16/11/2023).

Ali melanjutkan, survei LPI juga memotret respons publik terhadap putusan MKMK. Diketahui, MKMK memvonis bahwa benar ada pelanggaran kode etik berat terkait putusan kontroversial MK tentang batas usia pencalonan capres-cawapres yang meloloskan putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres pendamping Prabowo Subianto.

"Hasilnya, 28,50 persen responden mengatakan sangat puas dengan putusan MKMK dan 15,25 persen responden mengaku puas dengan putusan MKMK, ditotal menjadi 43,75 persen," jelas Ali.

"Sisanya, 25,35 persen responden mengaku kurang puas dan 29,55 persen mengaku tidak puas (ditotal menjadi 54,9 persen). Sedangkan 1,35 persen mengaku tidak tahu dan tidak menjawab," sambung Ali.

Isu Nepotisme

Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka
Prabowo dan timnya sudah menyerahkan berkas yang dipersyaratkan KPU untuk maju sebagai peserta Pilpres 2024. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Meski responden lebih banyak yang mengaku tidak puas dan kurang puas, namun hasil survei menunjukkan publik setuju jika ada isu nepotisme dari putusan MK yang kontroversial soal batas usia pencalonan capres-cawapres tersebut.

"Sebanyak 65,15 persen responden mengaku sangat setuju dengan isu nepotisme dalam melihat pencalonan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres mendampingi capres Prabowo Subianto yang diperbolehkan pencalonannya sebab putusan MK. Kemudian 20,25 persen responden mengaku setuju (ditotal 85,4 persen). Sisanya, kurang setuju 6,35 persen dan tidak setuju 7,45 persen. Sementara yang tidak menjawab hanya 0,80 persen," beber Ali.

Metode Survei LPI

Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) merilis temuan terbarunya, terkait hasil survei nasional calon presiden - wakil presiden 2024 pasca putusan Majelis Kehormatan Mahkamar Konstitusi (MKMK) (Istimewa)
Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) merilis temuan terbarunya, terkait hasil survei nasional calon presiden - wakil presiden 2024 pasca putusan Majelis Kehormatan Mahkamar Konstitusi (MKMK) (Istimewa)

Survei nasional yang diselenggarakan oleh LPI ini dimulai 9 November 2023 dan berakhir pada 13 November 2023. Survei ini bermaksud untuk memotret elektabilitas pasangan calon presiden dan calon wakil presiden 2024 usai putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi.

Responden yang menjadi sampel dalam survei ini adalah Warga Negara Indonesia yang pada hari pemungutan suara atau pada tanggal 14 Februari 2024 sudah genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih, sudah kawin, atau sudah pernah kawin mempunyai hak memilih serta secara sadar dan aktif mengawasi kinerja penyelenggara pemilu dan dinamika politik yang terjadi di Indonesia menjelang pemilu 2024.

Terkait metodologi, survei ini memiliki populasi responden warga negara Indonesia yang pada hari pemungutan suara atau pada tanggal 14 Februari 2024 sudah genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih, sudah kawin, atau sudah pernah kawin serta mempunyai hak memilih.

Teknik sampling yang digunakan pada riset ini adalah multistage random sampling di mana subjek yang diambil oleh peneliti sebagai sampel adalah populasi penelitian yang besar dan berasal dari 18 provinsi di Indonesia.

Berdasarkan teknik sampling tersebut, jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 1300 responden dengan margin of error dari ukuran sampel tersebut sebesar ±2,83 pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Infografis MKMK Copot Jabatan Ketua MK Anwar Usman. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis MKMK Copot Jabatan Ketua MK Anwar Usman. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya