Prabowo-Gibran Komitmen Turunkan Persentase Stunting di Indonesia, Ini Caranya

Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (Capres-Cawapres) nomor urut dua, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menawarkan visi baru untuk Indonesia dengan menekankan pada pemberdayaan perempuan dan penanganan stunting.

oleh Tim News diperbarui 06 Jan 2024, 22:46 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2024, 18:35 WIB
Prabowo-Gibran Tampil Bersamaan untuk Kali Pertama di Masa Kampanye Pilpres 2024
Pasangan capres-cawapres nomor urut dua, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (1/12/2023). (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (Capres-Cawapres) nomor urut dua, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menawarkan visi baru untuk Indonesia dengan menekankan pada pemberdayaan perempuan dan penanganan stunting.

Melalui program-program strategis, mereka bertekad membawa perubahan signifikan bagi masa depan bangsa. Seperti penuntasan stunting lewat program makan siang dan susu gratis yang akan menjadi fokus utama Prabowo-Gibran.

Prabowo menekankan program andalan mereka yang menyediakan makan siang dan susu gratis untuk semua anak Indonesia sebagai solusi utama dalam mengatasi masalah stunting dan kekurangan gizi.

Prabowo mengungkapkan keyakinannya bahwa inisiatif ini tidak hanya akan menangani stunting tetapi juga meningkatkan kecerdasan dan prestasi akademis anak-anak.

“Salah satu program unggulan saya adalah memberi makan kepada semua anak Indonesia dan protein susu terutama, ini kami yakin adalah jawaban untuk segera menuntaskan masalah stunting, masalah kurang gizi,” kata Prabowo dalam keterangan yang diterima, Sabtu (5/1/2024).

Selain itu, program ini diharapkan dapat memperkuat ekonomi petani lokal dengan menggunakan hasil panen mereka secara langsung.

Prabowo berpendapat bahwa dengan pelaksanaan efektif dari program ini, tidak hanya kesehatan dan kecerdasan generasi muda yang akan ditingkatkan, tetapi juga akan mendorong daya saing SDM dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, mendorong Indonesia menjadi negara maju dan produktif.

“Jadi dengan program ini, dengan makan di tiap desa, tiap kecamatan, tiap kabupaten, tiap provinsi, kita yakini bahwa nanti tidak ada keluhan petani-petani kita, ‘Pak, habis panen hasil panen saya tidak diserap, hasil panen saya tidak ada yang ambil, harga jatuh, barang-barang hasil panen saya busuk',” ujar Prabowo.

 

Program Makan Siang dan Susu Gratis

Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka
Prabowo-Gibran didaftarkan oleh tujuh partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, Kamis (19/10/2023) atau hari terakhir pendaftaran. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Prabowo menyatakan keyakinannya bahwa dengan suksesnya pelaksanaan program penyediaan makan siang dan susu gratis, dampaknya akan meluas tidak hanya dalam memperbaiki gizi dan meningkatkan kecerdasan anak-anak tetapi juga dalam meningkatkan daya saing SDM Indonesia.

Dia juga memprediksi bahwa inisiatif ini akan berkontribusi pada peningkatan ekonomi nasional.

Selain itu, Prabowo-Gibran mengusung program "Kartu Anak Sehat" yang bertujuan melengkapi fasilitas kesehatan masyarakat yang sudah ada.

"Kartu anak sehat untuk pencegahan stunting," ungkap Gibran Hal dalam deklarasi maju Pilpres 2024, Indonesia Arena di GBK Senayan pada Rabu (25/10/2023).

Gibran juga menyatakan bahwa inisiatif untuk menyediakan susu dan makan siang tanpa biaya ditujukan untuk mengurangi kasus stunting dan merangsang pertumbuhan ekonomi lokal.

Hal itu sekaligus sebagai persiapan dalam membentuk generasi emas Indonesia pada tahun 2045. Diperkirakan anggaran yang diperlukan untuk program ini adalah sekitar 400 triliun rupiah.

 

Kondisi Stunting di Indonesia

Sementara itu, Indonesia saat ini menghadapi masalah stunting yang serius pada balita, yaitu kondisi di mana tinggi badan anak lebih rendah dari standar umur mereka, yang umumnya disebabkan oleh kurangnya gizi.

Kasus ini banyak terjadi di daerah dengan tingkat kemiskinan dan pendidikan yang rendah, melebihi ambang batas yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Di sisi lain, Indonesia diperkirakan akan menjadi salah satu ekonomi terbesar dunia dalam beberapa dekade mendatang. PricewaterhouseCoopers (PWC) memprediksi Indonesia akan berada di peringkat keempat pada tahun 2050, berkat stabilitas pertumbuhannya dan jumlah penduduk yang besar.

Dengan sekitar 70% dari penduduknya diperkirakan berada dalam usia produktif pada tahun 2030, Indonesia diharapkan dapat memanfaatkan 'bonus demografi' ini. Namun, masalah stunting yang melanda generasi muda dapat mengancam potensi ini.

Stunting bukan hanya mempengaruhi pertumbuhan fisik anak, tetapi juga dapat mempengaruhi perkembangan otak, kemampuan belajar, dan meningkatkan risiko penyakit kronis di kemudian hari.

Meskipun ada penurunan angka stunting dari tahun ke tahun, angka ini masih berada di atas standar WHO, dan lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara tetangga di Asia Tenggara. Tingginya angka stunting ini terutama terdapat di wilayah tengah dan timur Indonesia, yang juga merupakan wilayah dengan tingkat kemiskinan yang lebih tinggi.

 

Stunting dan Kemiskinan

Stunting dan masalah gizi lainnya erat kaitannya dengan kemiskinan, di mana balita tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup karena orang tua mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan primer keluarga.

Tanpa tindakan yang tepat dan cepat, isu ini berpotensi merusak prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia serta kesejahteraan generasi yang akan datang.

Dengan demikian, langkah-langkah yang substantif dan terarah untuk menangani stunting serta memperbaiki asupan gizi pada anak-anak adalah esensial untuk menjamin masa depan Indonesia sebagai salah satu pemain utama dalam ekonomi dunia.

Dengan mengedepankan program yang fokus pada penanganan stunting, Prabowo-Gibran menawarkan jalan menuju Indonesia yang lebih sehat dan maju.

Kini, tanggung jawab ada pada masyarakat untuk memilih pemimpin yang akan membawa perubahan tersebut. Seiring dengan pemilihan yang tepat, serta kerja keras dan kolaborasi antar sektor, target menurunkan stunting hingga 14% pada tahun 2024 bukanlah angan semata.

Hal ini merupakan cita-cita yang bisa dicapai, menuju Indonesia Maju 2045 yang lebih sejahtera dan berkelanjutan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya