Jokowi soal Debat Pilpres 2024: Serang Kebijakannya, tapi Bukan Motif Personal

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai perlu ada format yang lebih baik terkait debat Pilpres 2024.

oleh Muhammad AliTim News diperbarui 08 Jan 2024, 15:58 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2024, 15:15 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi
Presiden Joko Widodo atau Jokowi memakai dasi bewarna kuning saat bertolak ke Tokyo, Jepang dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta, Sabtu (16/12/2023). (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden).

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai perlu ada format yang lebih baik terkait debat pilpres 2024. Dia menyebut, pastinya akan ada banyak yang kecewa dengan tontonan debat pilpres yang sudah berlangsung.

"Saya kira akan banyak yang kecewa. Sehingga debatnya memang perlu diformat lebih baik lagi, ada rambu-rambu sehingga hidup," kata Jokowi di sela kunjungan kerjanya di Serang, Banten, Senin (8/1/2024).

Kepala negara menilai, saling serang dalam debat tidak masalah. Akan tetapi, yang diserang adalah kebijakannya, bukan justru menyerang dengan motif personal untuk menjatuhkan.

"Saling menyerang enggak apa-apa tapi kebijakan, policy, visinya yang diserang bukan untuk saling menjatuhkan dengan motif-motif personal. Saya kira enggak baik dan enggak mengedukasi," ujarnya.

Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar debat calon presiden (capres) kedua pada Minggu (7/1) di Istora Senayan, Jakarta. Debat capres diikuti oleh Anies Baswedan (nomor urut 1), Prabowo Subianto (nomor urut 2), dan Ganjar Pranowo (nomor urut 3). Tema debat capres kedua, yakni pertahanan, keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik.

Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam memberikan nilai terhadap ketiga pasangan calon presiden (capres) dalam debat ketiga Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024 yang digelar di Istora Senayan, Minggu, 7 Januari 2024 kemarin.

Menurut Umam, capres yang tampil cerdas dalam debat semalam adalah Ganjar Pranowo. Sementara, Anies Baswedan dinilai berisi dan cenderung lebih menyerang. Sedangkan Prabowo Subianto dianggap bertahan.

"Dalam debat ketiga ini, Ganjar cerdas. Anies bernas (berisi) dan ofensif (menyerang). Prabowo defensif (bertahan), namun kurang elaboratif," ujar Umam dalam keterangannya, Senin (8/1/2024).

Umam menyebut Ganjar tampil simpatik, lebih tertib, pola konfrontasi yang terukur, dan diperkuat dengan substansi yang cukup impresif. Dia menilai Ganjar mampu mengelaborasi argumen tentang visi pertahanan, keamanan, dan diplomasi ekonomi dengan cukup impresif.

 


Ganjar-Anies Kompak Serang Prabowo

"Ganjar mampu mengelaborasi basis argumennya secara clear ketika tampil menjelaskan tentang kematangan perencanaan dan komitmen anti-korupsi dalam eksekusi kebijakan pertahanan, penguatan infrastruktur cyber nasional, dan komitmennya pada upaya revitalisasi kinerja ASEAN yang cenderung prosedural," kata Umam.

Dosen Ilmu Politik Universitas Paramadina itu mengatakan, Ganjar juga terlihat kompak dengan calon presiden nomor urut satu Anies Baswedan dalam menyerang Prabowo pada debat semalam. Menurut dia, serangan bertubi-tubi ini dilakukan Ganjar dan Anies untuk mengejar elektabilitas Prabowo.

"Dalam debat, serangan kepada lawan tentu sangat penting untuk menciptakan poin politik guna mendelegitimasi kredibilitas lawan. Namun di saat yang sama, jika serangan itu disampaikan berlebihan, hal itu bisa berpeluang memunculkan rasa simpati publik terhadap pihak yang mendapatkan hantaman bertubi-tubi," kata Umam.

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra/Merdeka.com

Infografis Jadwal, Tema, Format Debat Capres-Cawapres 2024. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Jadwal, Tema, Format Debat Capres-Cawapres 2024. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya