Liputan6.com, Jakarta - Istri Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Surpiyanti membeberkan strategi Ganjar-Mahfud dalam menekan angka stunting di Indonesia. Salah satunya, lewat pemantauan 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) dengan memastikan kesehatan sang ibu lebih dulu sebelum masa kehamilan.
"Kalau kita bicara seribu hari kehidupan anak itu yang pertama disehatkan calon ibunya dulu, calon ibu diedukasi terkait dengan usia untuk hamil di atas 21 tahun atau 20 tahunlah ya, kemudian ketika dia mengandung itu juga kondisinya benar-benar sehat," ujar Atikoh di Manado, Rabu (17/1/2024).
Baca Juga
Setelah memastikan kesehatan sang ibu, Siti Atikoh menyebut akan ada pendampingan hingga menjelang hari persalinan dan pasca persalinan. Ia mengingatkan kesehatan ibu hamil sama pentingnya dengan janin yang dikandung.
Advertisement
"Apabila memang misalnya kekurangan energi kronis itu dikasih nutrisi dulu, karena potensi anemia di Indonesia juga kan cukup tinggi sehingga misalnya dia punya potensi anemia diberi tablet untuk menambah FS (ferrous Sulfat)," kata Atikoh.
Saat sang ibu sudah siap, lanjutnya, maka akan ada pendampingan lanjutan untuk edukasi soal gizi dan nutrisi demi kesehatan sang bayi.
"Ketika ibunya sudah benar-benar siap untuk hamil kemudian itu nanti juga asupan gizi diedukasi juga terkait nutrisi karena stunting itu kekurangan energi secara kronis ya, bisa juga si anak itu terkena infeksi, nah infeksi juga harus disehatkan," kata Atikoh.
Atikoh lebih jauh menjelaskan bahwa program ini akan terintegrasi dengan upaya Ganjar-Mahfud yang ingin menyiapkan kebutuhan fasilitas kesehatan (faskes) di setiap desa.
"Ya ada satu desa satu fasilitas kesehatan untuk programnya Ganjar-Mahfud. Satu desa satu faskes itu harapannya juga bisa mencegah juga stunting ya," tandas Atikoh.
Atikoh Bantah Isu PKH dan Bansos Akan Disetop Ganjar-Mahfud Jika Menang Pilpres 2024
Istri calon presiden (Capres) Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti membantah soal isu yang menyebutkan jika paslon nomor urut 3 Ganjar-Mahfud terpilih, akan menghapus bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dan bantuan sosial (bansos) lainnya.
Atikoh menjelaskan, justru pasangan Ganjar-Mahfud akan mengoptimalkan program bantuan untuk masyarakat kurang mampu.
Mulanya, Ketua Lingkungan Ternate Tanjung, Manado Hastuti, pada dialog dengan warga di Manado, Sulut menyampaikan isu berhembus di wilayahnya yang berisi bahwa jika Ganjar Pranowo terpilih sebagai Presiden, akan menghapus program PKH, Bansos, dan lain-lain.
Atikoh lalu menjelaskan, bahwa isu PKH dan bansos dihentikan jika Ganjar terpilih adalah tidak benar. Justru, kata dia, segala program bantuan bagi masyarakat akan ditingkatkan dan diintegrasikan melalui KTP Satu Kartu Terpadu Indonesia (KTP Sakti).
"KIP, PKH, KIS, Bansos, Kartu Tani, bahkan sampai 10 mungkin ya yang menerima manfaat, ini akan dijadikan satu. Jadi bukan Bansos dan programl-programnya dihilangkan, justru akan dioptimalkan, ditingkatkan, dan yang menerima itu yang benar-benar membutuhkan," kata dia.
"Penerimanya itu mungkin tidak akan seperti kemarin, tidak tepat sasaran," ujar Atikoh.
Advertisement
Terima Keluhan Penyaluran Bansos Tak Tepat Sasaran
Atikoh mengungkapkan, dirinya kerap mendapat keluhan dari masyarakat soal tidak tepatnya program bantuan pemerintah.
"Banyak yang mengeluh ke saya, ‘Bu saya tidak mendapatkan PKH, padahal saya tidak mampu. Saya tidak mendapatkan KIS padahal saya tidak mampu, tidak mendapatkan kemanfaatan apapun’. Untuk petani, petani tidak mendapatkan pupuk subsidi padahal sangat membutuhkan," ungkap Atikoh.
Maka dari itu, kata Atikoh, program KTP Sakti Ganjar-Mahfud akan mengintegrasikan data tunggal bagi penerima manfaat.
"Dengan KTP sakti nanti datanya akan data tunggal, dan data terintegrasi, ter-update. Jadi cukup satu kartu, jadi cukup KTP, pakai NIK, nanti penerima bisa menggunakan itu semua," jelas Atikoh.