Pasca Debat Perdana Pilgub Kalteng, Pengamat: Preferensi Pemilih Masih Cair Tapi Jadi Alarm

Pasca debat, preferensi calon pemilih berfluktuasi menentukan pemimpin Kalteng masa depan.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 16 Okt 2024, 14:12 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2024, 13:10 WIB
Ilustrasi pemilu, pilkada, pilpres
Ilustrasi pemilu, pilkada, pilpres. (Photo by Element5 Digital on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Debat perdana antar pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) sudah digelar Komisi Pemilihan Umum Daerah Kalteng di Swiss-Belhotel Danum Palangka Raya, Senin (14/10/2024).

Pasca debat Pilgub Kalteng, preferensi calon pemilih berfluktuasi menentukan pemimpin Kalteng masa depan.

Menurut Pengajar Fakultas Komunikasi Atma Jaya Jakarta, Agustinus Eko Rahardjo, sebuah hal yang wajar bila publik langsung merespons para kandidat usai debat berlangsung. Khususnya soal pernyataan yang menyinggung soal usia.

"Publik tidak begitu suka dengan calon yang menjelek-jelekkan personal calon lain. Publik juga antipati dengan pernyataan calon yang mengejek soal umur kandidat lain apalagi menggugat masalah moral sementara calon tersebut ternyata bermasalah pula dengan moral,” kata Agustinus kepada awak media, Rabu (16/10/2024).

Di mata Agustinus, debat justru dikendalikan Abdul Razak dan Sri Suswanto. Alasannya, publik menaruh simpati terhadap Paslon nomor urut 4 di Pilgub Kalimantan Tengah itu.

"Hasil voting online berbasis di laman resmi Kaltengpedia menjadi gambaran awal akan pilihan masyarakat Kalimantan Tengah terhadap sosok harapan di tengah rasa frustasi warga terhadap pemimpin Kalteng yang selalu bermasalah dengan hukum,” jelas Agustinus.

Masih Dinamis

Meski begitu, Agustinus meyakini preferensi politik masih bersifat cair dan dinamis. Namun hasil voting online menjadi "alarm" pengingat semua kandidat, tim sukses maupun koalisi parpol pendukung untuk merevisi strategi kampanyenya.

“Ibarat barista, menu strategi Willy - Habib salah komposisinya. Demkikian juga dengan paslon Agustiar Sabran dan Edy Pratowo, barista lupa memasukkan campuran susu yang lebih banyak di kopi cappucino,” jelas pria yang pernah menjabat sebagai Tenaga Ahli Madya Kantor Staf Presiden (KSP) periode 2016-2019 ini.

Sebagai informasi, berdasarkan voting daring pada 14 Oktober atau usai penyelenggaran debat perdana terlihat gambaran awal mengenai persepsi masyarakat terhadap masing-masing calon. Total ada 2.000 responden yang mengikuti vote tersebut.

Diketahui, dari hasil voting tersebut pasangan Cagub dan Cawagub Kalteng nomor urut 4 Abdul Razak - Sri Suwanto unggul dari tiga paslon lainnya dengan perolehan voting sebanyak 640 atau 32 persen. Posisi kedua ditempati Agustiar Sabran - Edy Pratowo dengan 600 voting atau 30 persen.

Infografis Ada 204 Juta Lebih DPT di Pemilu 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Ada 204 Juta Lebih DPT di Pemilu 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya