Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) Arief Budiman menargetkan partisipasi masyarakat mengikuti Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 sebanyak 77,5%. Pemungutan dan penghitungan suara Pemilu 2019Â akan dilaksakan pada 17 April 2019.
"Target kita partisipasi mencapai 77,5%, insyaallah," kata Arief di lapangan silang Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (18/9/2018).
Menurutnya, sebagai negara yang demokratis, Indonesia berada di posisi paling atas dibandingkan dengan negara demokratis lainnya. Hal itu karena sudah semakin banyak orang yang sadar untuk menggunakan hak pilihnya.
Advertisement
"Enggak mungkin, bahkan di negara yang demokratis sekalipun yang disebut paling demokratis sekalipun angka partisipasinya itu malah lebih rendah daripada kita. Karena apa, karena orang makin banyak yang sadar dia tahu, oh ini memang saya harus memilih, oh ini saya enggak bisa memilih," ujar Arief.
"Jadi dia menggunakan hak memilih dan tidak memilih itu dengan paling sadar dengan kesadaran penuh itu, bukan karena intimidasi, bukan karena dilarang, bukan karena uang itu," imbuhnya.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Sudah Paling Bagus
Arief menyatakan, jika ada satu negara yang menargetkan 100 persen orang berpartisipasi dalam Pemilu, maka negara itu menganut sistem otoriterian.
"Nah biasanya kalau partisipasi 100 persen itu dua kemungkinannya yaitu negaranya itu mewajibkan pemilu, kalau di tempat kita pemilu itu hak untuk memilih bukan wajib untuk memilih, kalau di negara-negara yang wajib itu angka partisipasi bisa di atas 90 persen," sebutnya.
Ia pun memastikan, dengan total 77,5 persen jumlah pemilih pada pemilu mendatang sudah paling bagus. "Iya, 77,5 persen itu sebetulnya dalam pengalaman negara-negara demokratis itu sangat bagus sebetulnya," Arief memungkasi.
Â
Reporter:Â Nur HabibieÂ
Sumber: Merdeka.com
Advertisement