Liputan6.com, Jakarta Warna apa sih, yang Anda gunakan di kamar bayi Anda? Tak mungkin Anda cat dengan warna monokrom atau bahkan warna gelap pastinya. Sebisa mungkin warna kamarnya tak lain dari warna biru muda atau pink.
Padahal, menggunakan berbagai warna secara tak langsung akan meningkatkan daya pikirnya sekaligus membuat perkembangan otaknya semakin meningkat. Karena itu, mari sesuaikan warna kamarnya sejalan dengan pertambahan usianya.
Usia 0-3 bulan
Advertisement
Pada usia ini bayi hanya dapat melihat warna hitam, putih, dan abu-abu saja karena indra penglihatannya yang belum berkembang sempurna. Jangan takut menggunakan warna hitam dan putih di kamarnya, karena justru akan merangsang stimulasi visualnya.
Tak berarti Anda harus mengecat dindingnya dengan warna putih atau hitam, tapi cukup hadirkan nuansanya saja misalnya ada boneka warna putih, lalu frame foto warna hitam, atau seprai campuran motif warna hitam dan putih.
Usia 3-6 bulan
Bayi Anda sudah bisa melihat warna dengan lebih jelas. Karena itu berikan warna-warna cerah di kamarnya untuk merangsang kreativitasnya saat ia semakin beranjak besar nanti.
Misalnya, tambahkan motif pohon dengan bunga-bunga atau hewan pada wallpaper kamarnya. Jangan terpaku pada warna pastel, Anda boleh kok, menghias kamarnya dengan warna yang terang seperti kuning atau oranye.
Usia 6-12 bulan
Bayi mulai mengenali warna muda dan tua. Jadi boleh saja jika Anda ingin menampilkan warna gradasi pada kamarnya. Bisa dimulai dengan selimut atau karpet kamarnya.
Lalu tambahkan lampu LED yang menyala saat Anda mematikan lampu utama kamarnya (glow in the dark). Warna-warna tua akan membuat imajinasinya semakin berkembang.
Usia 1-2 tahun
Bayi sudah mengenali skema warna, bahkan ia mulai menyadari jika rumput itu hijau, atau langit itu biru.
Tambahkan nuansa warna alam pada kamarnya, mulai dengan menampilkan cat dinding warna biru langit atau biru laut dan tambahkan hiasan dinding berupa lukisan tangan buatannya sendiri.
Atau tambahkan tokoh yang sedang disukainya—namun berwarna berani—misalnya Barney, Minion, atau superhero.
Foto: Pixabay
Sumber: Rumah.com
Rina Susanto